Ahad 14 Jun 2020 16:03 WIB

Parunya Rusak Berat, Pasien Covid-19 Jalani Transplantasi

Transplantasi paru menjadi satu-satunya opsi agar pasien Covid-19 itu bisa bertahan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Paru pasien Covid-19 di Northwestern Medicine di Chicago, Amerika Serikat sebelum menjalani transplantasi.
Foto: Northwestern Medicine Via WebMD
Paru pasien Covid-19 di Northwestern Medicine di Chicago, Amerika Serikat sebelum menjalani transplantasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien Covid-19 berusia sekitar 20 tahunan menjalani operasi transplantasi paru ganda pada pekan lalu. Pasien tersebut harus menjalani prosedur transplantasi karena virus SARS-CoV-2 telah merusak sistem pernapasannya.

Sebelum menjalani operasi, pasien tersebut sempat dirawat di ruang perawatan intensif (ICU) khusus Covid-19 di Northwestern Medicine di Chicago, Amerika Serikat selama enam pekan. Pasien berjenis kelamin perempuan itu membutuhkan bantuan ventilator dan alat penunjang hidup.

Baca Juga

Memasuki awal Juni, paru pasien tersebut mengalami kerusakan yang tak bisa diperbaiki. Dalam waktu 48 jam, tim medis berhasil melakukan prosedur transplantasi paru ganda pada pasien tersebut.

"Transplantasi paru merupakan satu-satunya opsi untuk dia bisa bertahan," jelas kepala bedah toraks sekaligus direktur bedah rumah sakit tempat pasien tersebut dirawat, Ankit Bharat MD, seperti dilansir WebMD.

Bharat mengatakan, transplantasi organ mungkin akan menjadi lebih sering dilakukan pada kasus-kasus Covid-19 yang berat. Selain paru-paru, Bharat mengatakan, virus SARS-CoV-2 juga bisa menyerang organ penting lain, seperti jantung, ginjal, pembuluh darah, dan sistem saraf.

Prosedur transplantasi pada pasien-pasien Covid-19 dengan kondisi berat diakui Bharat merupakan sesuatu yang menantang secara teknik. Akan tetapi, Bharat ingin mengabarkan kepada sentral-sentral transplantasi lain bahwa prosedur seperti ini tetap bisa dilakukan dengan aman.

"(Transplantasi) memberikan pasien Covid-19 yang sakit parah sebuah kesempatan lagi untuk bertahan," jelas Bharat.

Pasien tersebut sedang mengonsumsi obat imunosupresan ketika pertama kali terkena Covid-19. Di saat yang sama, pasien tersebut mengalami infeksi bakteri yang tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik karena kondisi parunya tersebut sudah sangat rusak. Organ-organ lain seperti jantung juga mulai mengalami kerusakan.

Pasien tersebut kini menjalani pemulihan di ruang intensif dan sudah sadar. Proses pemulihan ini mungkin akan panjang dan juga berpotensi berisiko untuk si pasien. Akan tetapi, saat ini pasien tersebut sudah bisa makan dan bicara dengan anggota keluarga melalui telepon.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement