Ahad 14 Jun 2020 18:14 WIB

Lockdown Sebabkan Industri Makanan Mewah Tertekan

Covid-19 menyebabkan permintaan terhadap makanan premium menurun siginifikan

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Gita Amanda
Kaviar, (ilustrasi). Industri makanan mewah terkena dampak paling parah akibat pandemi Covid-19.
Foto: pixabay
Kaviar, (ilustrasi). Industri makanan mewah terkena dampak paling parah akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pandemi Covid-19 menyebabkan permintaan terhadap makanan premium seperti daging wagyu, tuna bluefin (sirip biru) dan kaviar menurun signifikan. Restoran dan hotel-hotel top yang harus tutup akibat kebijakan lockdown di banyak negara menyebabkan industri makanan mewah terkena dampak signifikan.

Para produsen makanan gourmet melakukan berbagai cara untuk bertahan hidup. Beberapa di antaranya langsung menjual ke konsumen, sementara lainnya terpaksa memangkas produksi karena beberapa produk telah kehilangan hampir setengah nilainya sejak awal tahun.

Direktur layanan konsultasi di pialang pertanian IKON Commodities Ole Houe mengatakan, makanan premium merupakan salah satu sektor yang terkena dampak paling parah di dunia. Ia memprediksi, pemulihan industri makanan mewah tidak akan terjadi dalam waktu cepat mengingat banyak negara dalam kondisi resesi.

Wakil Ketua Produsen Sampanye CIVC di Prancis, Jean-Marie Barillere, berharap, orang-orang akan merayakan pelonggaran lockdown dengan makanan ataupun minuman mewah. Tapi, ia tetap memproyeksikan tahun ini akan menjadi momen yang sulit. "Ini benar-benar periode yang terlihat seperti perang," katanya, seperti dilansir Reuters, Jumat (12/6).