Ahad 14 Jun 2020 18:49 WIB

Emil Tinjau Penerapan New Normal di Pasar Panorama Lembang

Tidak semua pedagang berdagang dalam satu waktu.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) berbincang dengan pedagang pasar saat meninjau penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di Pasar Panorama, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (14/6). Meski dibeberapa daerah telah diberlakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau now normal, namun masyarakat dihimbau agar tetap menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) berbincang dengan pedagang pasar saat meninjau penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di Pasar Panorama, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (14/6). Meski dibeberapa daerah telah diberlakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau now normal, namun masyarakat dihimbau agar tetap menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil meninjau penerapan protokol kesehatan normal baru atau Pemprov Jabar menyebutnya dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Pasar Panorama Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (14/6). Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil menilai protokol kesehatan AKB sudah berjalan baik, seperti pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan sebelum masuk area pasar.

"Hampir 100 persen semua (pedagang dan pembeli) memakai masker. Tadinya ekspektasi saya agak rendah, tapi alhamdulillah luar biasa,” kata Kang Emil.

Baca Juga

Emil meminta kepada Bupati Bandung Barat Aa Umbara, dan pengelola pasar untuk konsisten mengawasi penerapan protokol kesehatan selama AKB. Salah satunya, intens menginformasikan protokol kesehatan kepada pengunjung dan pembeli melalui pengeras suara yang terdapat di pasar.

"Ada pengeras suara untuk terus mengingatkan karena satu atau dua (pedagang atau pembeli) ada yang tidak disiplin. Tinggal musholanya belum tadi, tinggal diatur pakai selotip untuk tanda jaga jarak. Kalau itu sudah semua fasilitas saya kira sudah baik,” ujarnya.

“Untuk pedagang saya imbau pakai sarung tangan, karena ada serah terima uang fisik atau pegang-pegang benda lainnya yang punya potensi yang tidak terkontrol,” katanya.

Menurut dia, kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di pasar tradisional harus juga disertai dengan tes masif secara berkala, sebagai langkah antisipatif. “Pembatasan pengunjung bisa diatur oleh pengelola pasar. Dan per hari ini pengunjung tidak terlalu padat, saya lihat juga tadi orang duduk untuk makan juga dia sudah mengatur jarak sendiri,” katanya.

“Saya titip juga ke Pak Bupati agar dua minggu sekali atau sebulan sekali disidak dengan //rapid test, supaya tidak kecolongan,” tambahnya.

Kepala Pengelola Pasar Panorama Lembang Adithya menyatakan penerapan protokol kesehatan sudah dilakukan sebulan lalu, dan merujuk pada imbauan pemerintah. Mulai dari pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, cek suhu, pakai sarung tangan, sampai alur keluar-masuk pengunjung.

“Kita batasi juga pembatasan operasional sesuai dengan aturan pemerintah. Tapi untuk saat ini, (jam operasional) sampai jam empat (sore) dari pagi. Juga kita sediakan ada delapan titik tempat cuci tangan,” kata Adithya.

“Jadi, ketika memang tidak melakukan protokol kesehatan dengan baik, maka tidak kami izinkan untuk masuk ke Pasar Panorama Lembang. Seperti ketika pengunjung atau pedagang tidak menggunakan masker maka kita akan memberikan arahan untuk kembali lagi atau pulang".

Menurut Adithya, Pasar Panorama Lembang telah menerapkan shift berjualan. Dengan begitu, pedagang yang berjumlah 2.000 tidak berjualan bersamaan.

“Jadi, untuk pedagang yang basahan itu dari subuh sampai pukul 10 atau 11. Nah, untuk pedagang yang keringan atau pakaian itu dari pukul 9. Jadi, walaupun jumlah pedagang kami ada 2.000 lebih, tapi tidak semuanya berdagang dalam satu waktu,” katanya.

Setelah dievaluasi terlihat memang pengunjung itu hanya 1.000-an, jadi ada pengurangan jumlah orang. Tetap kita batasi pengunjungnya tapi kita batasi di parkir, ketika terlihat di dalam sudah terlalu penuh maka kita akan tutup pintu parkirnya, pembatasan pengunjungnya seperti itu,” tambahnya.

Guna cegah penularan Covid-19, Adithya mengatakan, pihaknya sudah melaksanakan tes masif kepada 30 persen pedagang.

“Di pasar kita juga sudah melalui rapid test dan alhamdulillah dari sampel 30 persen pedagang yang kita tes hasilnya semua negatif (nonreaktif). Jadi, penerapan PSBB atau protokol kesehatan yang kita lakukan selama ini cukup efektif,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement