REPUBLIKA.CO.ID, JAFFA -- Ratusan warga Palestina di kota Jaffa mengadakan protes besar-besaran pada pembongkaran pemakaman bersejarah Islam Israel, Jumat lalu (12/6). Para pengunjuk rasa mengawali aksi dengan sholat Jumat dan memulai pawai mengutuk keputusan Israel menghancurkan Pemakaman Islam Al-Isaaf yang terletak di utara kota Jaffa.
Dilaporkan Middle East Monitor, pada Senin lalu, buldoser Israel memulai pembongkaran makam sebagai persiapan membangun proyek perumahan baru Israel. Para pemrotes pun berkumpul di kuburan dalam upaya untuk menghentikan pembongkaran.
Dewan kota lalu memanggil polisi yang berusaha menjaga pembongkaran. Akibatnya, bentrokan dengan para pemrotes terjadi setelah polisi Israel menembakkan gas air mata dan menggunakan bom suara untuk melawan mereka.
Sheikh Ekrema Sabri, imam Masjid Al-Aqsa, yang saat ini dilarang oleh pendudukan Israel memasuki situs suci, turut menyampaikan pesan di khutbah Jumat lalu. Ia menyampaikan bahwa penggalian kuburan dicegah dalam Islam untuk menjaga martabat mereka yang dikubur.
Ia menekankan kuburan adalah tanah abadi Islam dan dimiliki oleh semua Muslim. "Kami meminta Anda untuk melindungi kuburan," kata Sabri mengatakan pada pertemuan itu.
"Membela makam adalah membela tanah, dan membela orang mati adalah membela hak yang sah," kata Sabri.
Ia berharap makam tersebut dilindungi oleh Allah, bukan hanya resolusi Dewan Keamanan PBB atau oleh komunitas internasional. Pemakaman Al-Isaaf, yang berasal dari zaman Ottoman, merupakan pemakaman dengan ratusan makam Muslim yang dikubur di sana sebelum pendudukan Israel atas kota itu pada 1948.