REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) harus menghormati perjanjian yang sudah ditandatangani kedua negara. Hal ini disampaikan setelah Pyongyang memperingatkan akan menggelar tindak pembalasan yang mungkin melibatkan militer.
"Korea Utara dan Selatan harus mencoba untuk menghormati semua perjanjian antar-Korea yang telah dicapai," kata Kementerian Unifikasi Korsel dalam pernyataannya, Ahad (14/6).
Sebelumnya adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengancam akan melakukan tindakan militer terhadap Korsel. Seoul dinilai tidak mampu menghentikan aktivis anti-Korut menyebarkan selebaran yang berisi kritik terhadap Pyongyang melintasi perbatasan. "Pemerintah menanggapi situasi saat ini dengan sangat serius," tambah Kementerian Unifikasi Korsel.
Kim Yo-jong menyebut Korsel sebagai musuh Korut. Ia kembali mengatakan akan segera menyaksikan menghancurkan kantor penghubung antar-Korea di kota perbatasan Kaesong.