Ahad 14 Jun 2020 21:18 WIB

Budidaya Kepiting Menguntungkan, Cocok Jadi Program Nasional

Program nasional itu untuk peningkatan kesejahteraan rakyat pesisir dan pulau kecil.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS.
Foto: Dok Rokhmin Dahuri
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan  IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS mengunjungi Budidaya Kepiting Bakau Hardshell dan Softshell Sistem Apartemen di Marine Filed Station atau Lab Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University, Ancol, Jakarta Utara, Ahad (14/6). 

Marine Filed Station merupakan Laboratorium Ilmu Kelautan dilengkapi ruang-ruang kelas dan Laboratorium kering dan basah berikut bak bak percobaan indoor dan outdoor. Laboratorium tersebut digunakan sejak tahun 1980 yang merupakan hak pakai yang diberikan oleh Pemda DKI. 

"Kegiatan penelitian dengan fokus marine culture yaitu untuk komoditas ikan kerapu, udang dan kepiting dilakukan di laboratorium Ancol dengan memanfaatkan fasilitas berupa bak-bak indoor maupun outdoor,” kata Rokhmin dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Rokhmin yang juga ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) mengatakan budidaya khususnya kepiting yang dilakukan di Marine Filed Station tersebut sangat menguntungkan dan potensial. Sebab,  memiliki nilai ekonomi tinggi sekaligus mendongkrak sektor perikanan budidaya.

“Budidaya (pembesaran atau penggemukan) kepiting ini sangat menguntungkan dan sebulan bisa panen,” ujar Rokhmin yang  juga koordinator penasehat menteri kelautan dan perikanan 2019-2024 bidang riset dan daya saing.

Dengan potensi dan keuntungan tersebut, mantan menteri kelautan dan perikanan era Kabinet Gotong Royong  itu berharap budidaya kepiting yang dikembangkan oleh Lab Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan  IPB University itu dapat dijadikan program nasional.

“Budidaya kepiting bagus dijadikan program nasional untuk peningkatan  kesejahteraan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil,” tutur ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement