Senin 15 Jun 2020 07:24 WIB

Kristen Ortodoks: Hagia Sophia untuk Ibadah, Bukan Museum

Dukungan mengubah Hagia Sophia menjadi tempat ibadah datang dari Ortodoks Armenia.

Rep: hurriyet daily news/ Red: Elba Damhuri
Pembacaan Surat Al-Fath di Hagia Sophia Turki
Foto: Anadolu Agency
Pembacaan Surat Al-Fath di Hagia Sophia Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Dukungan mengembalikan Hagia Sophia di Istanbul, Turki, sebagai tempat ibadah datang dari Patriaki Ortodoks Armenia Sahak Mashalian. Mereka menyatakan bahwa sejak awal didirikan, Hagia Sophia merupakan tempat ibadah yang dibangun dengan susah payah, bukan untuk dijadikan museum seperti saat ini.

Sahak mendukung rencana Presiden Recep Tayyip Erdogan dan berharap memberikan ruang bagi tempat ibadah umat Kristen. "Ruang di Hagia Sophia begitu luas untuk dipakai ibadah umat Kristen," kata Sahak, akhir pekan lalu.

Hagia Sopia nantinya tidak hanya menjadi tempat ibadah umat Islam Turki dan seluruh dunia, tetapi juga menjadi rumah bagi umat Kristen. “Hagia Sophia dibangun dengan melibatkan 10 ribu pekerja. Saat ini Hagia Sophia telah melalui banyak renovasi dan semua upaya itu dimaksudkan untuk menjadikannya sebagai tempat ibadah, tetapi tidak berfungsi sebagai museum,” kata Sahak seperti dikutip Hurriyet Daily News.

“Saya percaya bahwa doa orang-orang lebih cocok dengan semangat bait suci daripada para turis yang penasaran berlarian untuk mengambil foto,” katanya.

Hagia Sophia, menurut dia, harus menjadi simbol perdamaian dan kemanusiaan pada era sekarang ini. Sebuah pemandangan indah yang langka disaksikan dan Turki menjadi pelopornya.

Presiden Recep Tayyip Erdoğan menekankan, pemerintahnya akan mengambil tindakan yang diperlukan terkait pembukaan Hagia Sophia sebagai tempat beribadah sesuai dengan putusan pengadilan. Bekas katedral Ortodoks Yunani ini diubah menjadi museum pada tahun 1934, setelah pendirian republik Turki sekuler.

Masalah status Hagia Sophia muncul ketika Turki menandai peringatan 567 penaklukan Ottoman dari bekas ibu kota Bizantium ini saat ada kegiatan membaca ayat-ayat dari kitab suci Muslim, Alquran. 

Dewan Negara saat ini membahas permintaan membatalkan keputusan kabinet tahun 1934 yang mengubah Hagia Sophia dari masjid menjadi museum. Pengadilan akan membuat keputusan tentang status Hagia Sophia pada 2 Juli tentang apakah situs tersebut dapat dikonversi menjadi masjid atau tidak.

sumber : Hurriyet Daily News
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement