REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Meiliza Laveda
Suasana di luar Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, pada Jumat (12/6) sekitar pukul 09.52 WIB tampak sepi. Sepanjang trotoar hingga jalan menuju stasiun terlihat beberapa orang yang lalu-lalang. Walaupun sepi penumpang KRL commuter line dan kereta jarak jauh, sejumlah bajaj tetap berderet rapi menunggu penumpang. Beberapa pengemudi ojek daring pun memainkan gawainya, sembari memantau pesanan masuk.
Ada pula di antara mereka yang menawarkan jasa ojek tanpa menggunakan aplikasi kepada orang yang lewat. “Mau ke mana, Mbak? Sini saya antar,” kata pengemudi ojek daring yang menawarkan jasa karena sepinya penumpang kereta.
Setelah area stasiun direnovasi, kini setiap orang yang ingin masuk ke area Stasiun Pasar Senen, bagi pejalan kaki, harus melewati kawasan plaza dahulu yang disambut dengan tulisan 'Pasar Senen' berukuran besar. Terlihat petugas sedang merapikan rangkaian tulisan yang belum lama ini dipasang tersebut.
Di belakang tulisan itu, pejalan kaki dihadapkan pada Monumen 1945 Tekad Merdeka. Area hijau juga menghiasi plaza stasiun yang panas karena terik matahari mulai meninggi. Pejalan kaki bisa memasuki stasiun melalui jalur masuk yang disediakan.
Salah satu penumpang KRL commuter line, Putu Wida (30 tahun) mengatakan, fasilitas di Stasiun Pasar Senen makin baik, apalagi setelah dilakukan renovasi sehingga penampilannya terlihat lebih lapang dan luas. “Untuk sekarang fasilitas makin diperlengkap sehingga semakin nyaman buat penumpang,” kata Wida saat ditemui pada Jumat.
Dia memiliki catatan, stasiun sebaiknya dilengkapi dengan ruang tunggu lebih luas dan ada penambahan ruang istirahat bagi penumpang kereta jarak jauh. Hal itu sebagai antisipasi ketika nanti situasi sudah normal kembali.
Selain itu, Wida menyarankan, sebaiknya pengelola stasiun bisa menambahkan area penghijauan di sekitar stasiun supaya pemandangannya lebih segar. “Paling ditambahkan aja ya, di sini kan panas banget ya, jadinya biar adem,” ujarnya.
Kepuasaan terhadap wajah baru stasiun juga dirasakan oleh penjual minuman di sebelah area masuk penumpang KRL, Sukiyati (48). Menurut dia, sekarang jalur pejalan kaki dibuat alur khusus sehingga lebih teratur. “Sekarang jalanan bagus. Kemajuan fasilitas juga sudah banyak,” katanya.
Sukiyati menjelaskan, sebelumnya kawasan stasiun tidak teratur karena alur pejalan kaki dan kendaraan bercampur menjadi satu. Dia menyatakan, banyak orang masuk ke area stasiun, padahal tidak ada niat ingin naik kereta. Bahkan, ia mendapati tidak sedikit di antara mereka yang 'meminta-minta'.
Kini, Sukiyati bersyukur pemandangan itu berubah total dan berganti lebih rapi. Dia juga melihat petugas mengatur dengan tegas jalur penumpang kereta. Penampilan baru stasiun seperti sekarang membuatnya lebih nyaman untuk berjualan.
Walaupun saat ini pemasukannya menurun drastis akibat pandemi Covid-19, Sukiyati berharap selekasnya keadaan kembali normal. Dengan begitu, stasiun dipadati penumpang sehingga jualannya bisa banyak yang membeli. "Semoga segera usai corona sehingga pemasukannya bisa normal."
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (KAI Daop) 1 Jakarta, Eva Chairunisa, menuturkan, wajah baru Stasiun Pasar Senen merupakan hasil kerja sama antara PT KAI, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, dan PT MRT Jakarta. Tujuan penataan itu agar integrasi antarmoda bisa terwujud.
Pada tahap awal, dia melanjutkan, penataan kawasan dilakukan di empat stasiun, yang tiga lainnya berlokasi di Stasiun Tanah Abang, Sudirman, dan Juanda. “Untuk Stasiun Pasar Senen terdapat perubahan flow penumpang khususnya pejalan kaki,” kata Eva.
Sekarang, dia mengatakan, akses pejalan kaki ada di pintu tengah atau berada di kawasan plaza stasiun yang merupakan area integrasi antarmoda. Perubahan jalur pejalan kaki tersebut dimaksudnya untuk memfasilitasi masyarakat, khususnya penumpang kereta dari dan menuju stasiun jika ingin melanjutkan naik bus Transjakarta.
Selain memberikan kenyamanan untuk pejalan kaki, menurut Eva, kawasan transit plaza dibuat dengan mempertimbangkan faktor keamanan. Nantinya, menurut dia, di plaza tersebut akan terdapat fasilitas rak sepeda dan kanopi sebagai peneduh. Penumpang kereta yang turun di Stasiun Pasar Senen bisa melanjutkan perjalanan dengan bus Transjakarta, bajaj, atau moda lainnya.
Sementara itu, pintu masuk mobil memang dikhususkan untuk akses keluar masuk kendaraan roda empat. Eva mengatakan, jika penumpang hanya diantar, kendaraan bisa langsung menuju area drop off di stasiun. Yang pasti, menurut dia, hasil renovasi Stasiun Pasar Senen mendorong masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi publik dapat terlayani dengan baik dan lebih nyaman saat berpindah antarmoda.
"Penataan kawasan stasiun ini mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang yang menjadi prioritas," ucap Eva. n