Senin 15 Jun 2020 07:52 WIB

Turki Perkuat Hubungan Ekonomi dan Dagang dengan China

Turki dan China berbicara penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan

Rep: Tuba Sahin/ Red: Elba Damhuri
Salah satu terminal peti kemas terbesar di Turki, DP World Yarimca, dihubungkan ke China dan London oleh jaringan rel kereta, Selasa (30/7).
Foto: RaillyNews
Salah satu terminal peti kemas terbesar di Turki, DP World Yarimca, dihubungkan ke China dan London oleh jaringan rel kereta, Selasa (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Hubungan ekonomi Turki dan China semakin hangat dan maju.  Turki mengatakan mereka ingin membangun perdagangann dengan China yang lebih berkelanjutan dan seimbang, dengan memungkinkan ekspor bernilai tambah tinggi.

Menteri Perdagangan Turki Ruhsar Pekcan mengatakan pihaknya telah membahas sejumlah isu perdagangan bilateral dan ekonomi dengan China.

Kedua negara berbicara tentang penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan, Inisiatif Sabuk dan Jalan Beijing, ekspor pertanian dan agenda komisi ekonomi bersama antara kedua negara.

Ruhsar berbicara melalui telepon dengan timpalannya dari China Zhong Shan. Kedua menteri juga membahas reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), masalah bea cukai, kerja sama dalam penerbangan sipil, zona bebas khusus dan fasilitasi visa komersial.

Ruhsar mengatakan Turki bisa menjadi pusat regional yang ideal untuk perusahaan global Tiongkok berkat modal sumber daya manusianya yang berkualitas, hubungan pabean dengan UE, dan sistem insentif yang fleksibel untuk investor.

Turki, yang berspesialisasi dalam penelitian dan pengembangan, teknologi tinggi dan kegiatan bernilai tambah tinggi, mengundang perusahaan-perusahaan China untuk berinvestasi di zona-zona ini. Pasalnya, Turki ingin mempercepat kerja sama internasional dan menjadi pusat global.

Ruhsar mengatakan Ankara juga siap bekerja sama dalam Road and Belt Initiative.

Belt and Road Initiative adalah program pembangunan yang ambisius untuk menghubungkan Asia dengan Afrika dan Eropa melalui jaringan darat dan maritim di sepanjang enam koridor. Tujuannya, meningkatkan integrasi regional, meningkatkan perdagangan, dan merangsang pertumbuhan ekonomi.

Volume perdagangan bilateral antara Turki dan China melonjak menjadi 21,6 miliar AS pada 2019, naik dari 1,1 miliar pada 2001.

Turki menekankan bahwa China dapat membeli produk spesifik seperti kendaraan bermotor, peralatan medis, mesin listrik, dan produk pertanian untuk kualitas yang lebih baik dan kondisi yang menguntungkan dari Turki.

"Kami siap bekerja sama dengan China di bidang-bidang itu," kata Ruhsar.

 

https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/turkey-eyes-sustainable-balanced-trade-with-china/1874843

sumber : Anadolu Agency
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement