Senin 15 Jun 2020 10:36 WIB

Meski Menumpuk, Penumpang KRL di Stasiun Bogor Tetap Tertib

Antrean penumpang terlihat mengular hingga pintu masuk parkir di Stasiun Bogor.

Rep: Nugroho Habibi / Red: Friska Yolandha
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan), Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah), Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo (kiri) dan Direktur Keuangan Rivan A Purwantono (kedua kiri) ikut mengantre bersama calon penumpang KRL Commuter Line saat meninjau Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). Gubernur DKI Jakarta melakukan kunjungan kerja untuk meninjau kepadatan penumpang di Stasiun Bogor dan penyediaan layanan bus gratis oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bogor untuk penumpang KRL Commuter Line pada masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan), Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah), Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo (kiri) dan Direktur Keuangan Rivan A Purwantono (kedua kiri) ikut mengantre bersama calon penumpang KRL Commuter Line saat meninjau Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). Gubernur DKI Jakarta melakukan kunjungan kerja untuk meninjau kepadatan penumpang di Stasiun Bogor dan penyediaan layanan bus gratis oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bogor untuk penumpang KRL Commuter Line pada masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Calon penumpang kereta rel listrik (KRL) dari Kota Bogor dan sekitarnya yang akan berangkat kerja ke Jakarta di Stasiun Bogor, Kota Bogor, pada Senin (15/6), mulai terlihat sekitar pukul 05.00 WIB dan sampai pukul 07.00 WIB. Pada waktu-waktu tersebut, terjadi penumpukan namun tertib dalam antrean.

Pantauan Antara di Stasiun Bogor, tampak antrean yang sangat panjang dan mengular, mulai dari koridor di dalam stasiun, di teras stasiun mulai dari depan pintu tap tiket sampai ke halaman. Antrean kemudian mengular sampai ke koridor di luar stasiun sampai ke pintu masuk parkir motor di Jalan Mayor Oking.

Baca Juga

Namun antrian yang sangat panjang itu, dapat diatur dengan baik oleh petugas dari Stasiun Bogor, baik petugas keamanan maupun pegawai Stasiun Bogor. Petugas membagi antrean, dalam tiga kelompok, yakni di dalam stasiun, di teras stasiun, serta di koridor luar stasiun sampai pintu masuk parkir mobil.

photo
Calon penumpang KRL Commuter Line mengantre menuju peron Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6). Guna mengurangi kepadatan penumpang di stasiun-stasiun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan bus gratis untuk mengangkut para pekerja yang hendak menggunakan transportasi massal KRL - (Republika/Prayogi)

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menuturkan, antrian calon penumpang KRL pada Senin hari ini, sangat padat, tapi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dapat mengaturnya dengan baik, sehingga terlihat tertib.

Menurut Bima, upaya lainnya untuk mengurai penumpukan penumpang KRL, adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat kebijakan pembagian jam kerja dalam dua shift, yakni pukul 07.30 WIB dan pukul 10.00 WIB.

"Dengan adanya pengaturan jam kerja seperti ini, maka jam berangkat pegawai menjadi lebih lebih panjang, sehingga dapat mengurangi kepadatan penumpang di stasiun dan di dalam KRL," katanya.

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo menjelaskan kepadatan penumpang KRL yang terjadi selama PSBB telah dievaluasi dan dikoordinasikan. Ketimbang selama PSBB yang tak mengindahkan jaga jarak, penumpang KRL sebanyak 5.000 orang sampai pukul 06.00 WIB lebih terkendali dengan jaga jarak.

Ke depan, Didiek berharap, kondisi ini akan terus membaik dengan pengaturan shift kerja. Sebab, dengan kapasitas kerta yang masih dibatasi, pengaturan penumpang dengan shift kerja sangat menentukan kepadatan di stasiun.

"Dengan pembatasan kapasitas kereta maka perlu koordinasi artinya imbauan dari hulu supaya shift kerja bisa diatur dan kita lihat hari ini Bogor lebih tertata dibanding dengan kemarin," kata Didiek.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement