Senin 15 Jun 2020 10:39 WIB

Salak Banyuwangi 4 Ton Diekspor Perdana ke Hongkong

Ekspor salak perdana ke Hongkong tersebut mendapat apresiasi dari Karantina Pertanian

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Komoditas sub sektor hortikultura tersebut dinyatakan bebas hama penyakit tumbuhan sesuai protokol persyaratan ekspor salak ke Hongkong. Antara lain bebas Bactrocera carambolae, Bactrocera papayae, Dysmicoccus brevipes, dan Marasmius palmivorus.
Foto: Badan Karantina Pertanian Surabaya
Komoditas sub sektor hortikultura tersebut dinyatakan bebas hama penyakit tumbuhan sesuai protokol persyaratan ekspor salak ke Hongkong. Antara lain bebas Bactrocera carambolae, Bactrocera papayae, Dysmicoccus brevipes, dan Marasmius palmivorus.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi mengungkapkan, pihaknya telah memfasilitasi ekspor perdana buah salak asal Banyuwangi ke Hongkong sebanyak 4 ton. Komoditas sub sektor hortikultura tersebut dinyatakan bebas hama penyakit tumbuhan sesuai protokol persyaratan ekspor salak ke Hongkong. Antara lain bebas Bactrocera carambolae, Bactrocera papayae, Dysmicoccus brevipes, dan Marasmius palmivorus.

Musyaffak mengapresiasi petani salak asal Banyuwangi yang berhasil mengirimkan produknya untuk pertama kali ke pasar global. "Kami mengapreasi petani dan pelaku usaha agribisnis di Banyuwangi yang telah bisa masuk pasar global," kata Musyaffak, Senin (15/6).

Purnomo SW, perwakilan dari PT. CCI selaku eksportir menyampaikan, sebelumnya perusahaan telah melakukan eskpor salak ke Cina. Dia pun bersyukur, meski di masa pandemi bisa menembus pasar baru, yakni Hongkong.

Kepala Badan Karantina Pertanian pada Kementerian Pertanian, Ali Jamil mengaku, pihaknya terus mendorong harmonisasi persyaratan teknis, sanitari, dan fitosanitari (SPS) diberbagai negara tujuan. Hal ini sejalan dengan  peran Barantan selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional.

Menurutnya, pemenuhan persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari merupakan hal mutlak di kala kebijakan tarif tidak populer lagi di perdagangan internasional. Barantan melalui unit pelaksana teknis diseluruh tanah air memberikan bimbingan teknis bagi petani dan pelaku usaha agar dapat memenuhi persyaratan teknis

"Sinergisitas berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan pencapaian target Gratieks (gerakan tiga kali lipat ekspor) ,"kata Jamil.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement