Senin 15 Jun 2020 13:14 WIB

Menlu Iran: Hubungan Kami dengan Turki Cukup Dekat

Menlu Iran Mohammad Javad Zarif berkunjung ke Turki.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Menlu Iran Javad Zarif
Foto: Anadolu Agency
Menlu Iran Javad Zarif

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran menilai hubungan Teheran dengan Turki di berbagai bidang cukup baik. Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif, kedua negara memiliki relasi yang sangat dekat bahkan ia akan mulai membahas kembali pertukaran ekonomi pascapandemi Covid-19 dengan para pejabat Turki selama kunjungan kenegaraannya ke negara tersebut.

"Hubungan dengan negara tetangga kami adalah prioritas bagi kami dan wilayah kami dalam kebijakan luar negeri," ujar Zarif setelah kedatangannya di Turki pada Ahad malam waktu setempat, dikutip laman IRNA, Senin (15/6).

Baca Juga

Menlu zarif mencatat, hubungan antara kedua negara yang sangat dekat di berbagai bidang tetap memerlukan koordinasi dan konsultasi secara berkelanjutan. Terlebih karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda kedua negara bahkan dunia.

Meski konsultasi ini belum diadakan di tingkat tertinggi kedua negara, namun para presiden dan menteri serta pejabat telah melakukan pembicaraan telepon.

Pada Ahad malam, menlu Iran tiba di Turki. Zarif mengatakan kunjungan itu adalah tanda kebijakan Iran untuk memprioritaskan hubungan dengan negara-negara tetangga dan regional.

Dia mengatakan setelah kunjungan ke Suriah usai pecahnya pandemi, kini dia merasa perlu untuk mengunjungi Turki. Zarif juga menekankan bahwa ia menganggap perlu melakukan kunjungan ke Turki buat masalah bilateral dan membahas pembukaan kembali hubungan ekonomi dan kerja sama energi dan masalah regional.

Selain itu, kunjungannya yang memimpin delegasi tingkat tinggi, adalah untuk memeriksa cara-cara untuk memperkuat kerja sama timbal balik pada isu-isu regional dan internasional.

Turki dan Iran berada di kubu yang berbeda dalam perang Suriah. Turki membela oposisi dan ingin menjatuhkan Assad. Sebaliknya Iran, membela mati-matian Bashar al-Assad.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement