Senin 15 Jun 2020 15:06 WIB

Ini Penyebab Kasus Corona di DKI Jakarta Kembali Meningkat

Penyebab utamanya, pelacakan OTG yang terinfeksi Virus Corona di DKI.

Petugas memberikan cap kepada pedagang usai menjalani tes swab di Pasar Petojo Udik, Gambir, Jakarta (Ilustrasi). Kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta karena pelacakan orang-orang tanpa gejala (OTG) yang terinfeksi virus ini di Ibu Kota.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas memberikan cap kepada pedagang usai menjalani tes swab di Pasar Petojo Udik, Gambir, Jakarta (Ilustrasi). Kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta karena pelacakan orang-orang tanpa gejala (OTG) yang terinfeksi virus ini di Ibu Kota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Epidemiologi dan Informatika Penyakit Menular dari Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, menjelaskan penyebab kasus virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) yang sempat menurun kemudian sekarang kembali naik. Penyebab utamanya adalah pelacakan orang-orang tanpa gejala (OTG) yang terinfeksi virus ini di Ibu Kota.

Dewi menyatakan sebenarnya kasus di DKI Jakarta memang sudah menurun. "Kemudian dalam dua pekan terakhir ternyata agak mulai naik (kasus positif Covid-19). Tetapi itu bukan karena kasusnya yang meningkat, melainkan tim dari Dinas Kesehatan mulai aktif melakukan surveilans di masyarakat atau pasar utamanya untuk mendeteksi OTG yang terinfeksi Covid-19," ujarnya saat konferensi pers virtual bertema 'Covid-19 dalam Angka', Senin (15/6).

Baca Juga

Jadi, dia melanjutkan, meningkatnya kasus di DKI Jakarta bukan karena kasus bertambah. Ia menjelaskan jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menjalankan pelacakan OTG di zona merah termasuk Jakarta yang tidak menunjukkan gejala. 

Tak hanya OTG, ia menyebutkan orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19 yang tidak luput dari pemeriksaan. Itulah yang menyebabkan pihaknya kemudian bisa mendapatkan angka Covid-19 di Jakarta. 

Kendati demikian, ia menegaskan seiring meningkatnya jumlah kasus yang ditemukan harus diimbangi dengan kapasitas pelayanan kesehatan. "Jadi ketika kita siap meningkatkan testing, kita juga harus siap meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan, seperti tempat tidur (di rumah sakit)," ujarnya.

Artinya, tempat tidur untuk pasien positif Covid-19 bisa terpenuhi. Di satu sisi, ia juga meminta pasien Covid-19 yang tanpa gejala atau menunjukkan gejala ringan  cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau rumah sakit darurat. 

Sedangkan pasien yang menunjukkan gejala berat dan harus menjalani perawatan medis di rumah sakit akan dibagi yang menggunakan ventilator atau cukup dirawat di ruangan biasa. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement