REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya menggelar uji cepat (rapid test) massal di Pesantren Ridyadlul Ulum Wadda'wah atau Pesantren Condong, Senin (15/6). Ditargetkan, sebanyak 150 orang orang pengasuh salah satu pondok pesantren mengikuti rapid test massal itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, pihaknya sengaja melakukan pelacakan kasus Covid-19 di pondok pesantren. Sebab, sebentar lagi kegiatan pembelajaran di pesantren akan dimulai. "Jadi sebelum santri datang ke pesantren, pesantrennya harus dipastikan bebas Covid-19 terlebih dahulu," kata dia, Senin.
Setelah pesantren kembali berjalan, Uus mengatakan, gugus tugas akan terus melakukan koordinasi dan pendampingan. Selain itu, pesantren juga diminta membuat satgas penanggulangan Covid-19, agar dapat dengan mudah berkoordinasi jika ditemukan kasus.
Ia menambahkan, rapid test massal tak hanya akan dilakukan di Pesantren Condong. Dinas Kesehatan juga akan terus melakukan pelacakan di pasar, mal, dan tempat keramaian lainnya yang punya risiko penyebaran Covid-19.
Hingga Senin siang, kata Uus, dari sekira 100 orang yang dites belum ditemukan yang reaktif. Namun, jika ada yang reaktif, pihaknya akan menindaklanjuti dengan tes swab dan isolasi.
Menurut Uus, tes massal itu dilakukan untuk meyakinkan jika penyebaran Covid-19 di Kota Tasikmalaya sudah bisa dikendalikan. Karena itu, lanjut dia, saat ini pihaknya gencar melakukan tes massal dengan metode rapid test dan tes swab.
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, rapid test massal di Pesantren Condong ditargetkan kepada 150 orang pengasuh pesantren. Menurut dia, kegiatan tes massal itu sangat penting untuk memberi gambaran kondisi di pondok pesantren. "Kita tak mau kecolongan. Kita juga minta masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan," kata dia.
Pimpinan Pesantren Riyadlul Ulum Wadda'wah, Diding Darul Fallah mengatakan, rapid test massal itu dikhususkan untuk para ustaz dan ustazah yang mengajar. Sebab, sebentar lagi keguatan belajar mengajar di Pesantren Condong akan dimulai."Jadi sebelum santri datang, pengurusnya kita tes terlebih dahulu. Rencana santri akan mulai datang pada 24 Juni," kata dia.
Setiap santri yang akan datang diwajibkan membawa surat keterangan sehat dari fasilitas kesehatan. Seluruh santri juga harus mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. "Kalau nanti ada santri yang tidak sehat, kita akan isolasi terlebih dahulu. Kita juga sudah siapkan ruangan isolasi," kata dia.