REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sahabat secara konotasi memiliki makna yang lebih tinggi dari 'teman'. Tentu tidak semua orang dapat dijadikan sahabat untuk saling tolong-menolong demi kebaikan dan keselamatan di dunia serta akhirat.
Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayat al Hidayah menjelaskan, apabila hendak bersahabat maka terlebih dahulu perhatikan dua perkara. Pertama, cara memilih sahabat. Kedua, cara menunaikan hak-hak persahabatan.
Dalam memilih sahabat hendaknya perhatikan syarat-syarat bersahabat. Maka jangan bersahabat kecuali dengan orang yang layak dijadikan sahabat.
"Rasulullah SAW bersabda: Seseorang itu mengikuti agama (cara hidup) sahabatnya. Oleh karena itu hendaklah seseorang kamu lihat terlebih dahulu siapakah yang patut dijadikan sahabat." (HR Abu Daud, Tarmizi dan Baihaqi).
Bila ingin mencari sahabat yang bisa tolong-menolong dalam menuntut ilmu, urusan agama dan dunia, maka perhatikan lima syarat ini.
- Orang yang berakal. Sebab tidak ada kebaikan bersahabat dengan orang yang bodoh, karena akibatnya akan membawa pada permusuhan dan menyakiti hati.
- Orang yang baik akhlaknya. Maka jangan bersahabat dengan orang yang jahat, yaitu orang yang tidak dapat mengontrol dirinya ketika marah dan tidak dapat mengontrol dirinya ketika dirangsang nafsu syahwatnya.
- Orang yang shaleh. Maka jangan bersahabat dengan orang yang fasik, yakni orang yang selalu mengerjakan dosa besar. Orang fasik adalah orang yang tidak takut pada Allah SWT, sehingga ia tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Bahkan pendiriannya tidak tetap, selalu berubah-ubah mengikuti keadaan dan tekanan.
- Jangan bersahabat dengan orang yang tamak dunia. Orang yang tamak dunia adalah racun yang dapat membunuh. Bila sering duduk bersama orang yang tamak dunia akan membuat kita semakin bertambah tamak pada dunia. Sebaliknya, sering duduk bersama orang yang zuhud akan menambah zuhud kita.
- Orang yang benar. Maka jangan bersahabat dengan pendusta. Kemungkinan besar ia akan menipu kita.
Imam Al Ghazali mengatakan, inilah lima syarat yang perlu dicari dalam memilih sahabat. Barangkali akan sulit menemukan orang yang memenuhi lima syarat ini walaupun mereka mengaji dan duduk di masjid.
Baca juga: Siapa Sahabat Nabi yang Pertama Kali Syahid?