REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah spesimen Covid-19 yang diuji dalam 24 jam terakhir menurun drastis. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, turunnya angka uji lab dalam 24 jam terakhir karena banyak laboratorium yang libur pada Ahad kemarin.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 merilis, jumlah spesimen harian yang selesai diperiksa sejak Ahad (14/6) hingga Senin (15/6) sebanyak 8.776 spesimen. Angka ini jauh di bawah jumlah spesimen yang diperiksa pada Sabtu (13/6) sampai Ahad (14/6), sebanyak 18.760 spesimen.
Yuri mengatakan pemerintah sudah berupaya untuk mendorong laboratorium di daerah tetap beroperasi meski pada tanggal merah. Namun di lapangan, masih ada laboratorium yang memilih meliburkan karyawannya.
"Kami sudah berupaya maksimal agar seluruh lab tidak berhenti beroperasi meski di hari libur. Namun ternyata beberapa lab di rumah sakit dan beberapa lab di perguruan tinggi masih menerapkan hari libur sehingga pemeriksaan menurun," jelas Yurianto dalam keterangan pers, Senin (15/6).
Kendati jumlah spesimen yang diperiksa mengalami penurunan, jumlah kasus positif Covid-19 baru yang diumumkan hari ini justru meningkat. Dari pemeriksaan yang berlangsung 24 jam terakhir, tercatat ada 1.017 kasus positif baru.
Angka ini jauh lebih ketimbang jumlah penambahan pada Ahad kemarin, 857 orang. Yurianto menegaskan bahwa Gugus Tugas pusat telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan di provinsi-provinsi yang angka kasusnya masih tinggi untuk menggencarkan pelacakan kontak.
Pelacakan kontak ini dilakukan dengan cara mengetes seluruh pihak yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien positif Covid-19. "Semua kasus kontak positif dengan orang yang kita rawat kita lakukan tarcing dan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan. Angka ini yang berkontribusi cukup besar di dalam capaian hasil yang didapat hari ini," jelasnya.
Menurut data Gugus Tugas, sampai pekan lalu terdapat 147 laboratorium rujukan yang memiliki kemampuan melakukan uji spesimen dengan tes cepat molekular atau PCR.
Pemerintah memang sedang berupaya mengejar jumlah tes spesimen mencapai 20.000 per hari, sesuai dengan target yang dipatok Presiden Joko Widodo (Jokowi).