Senin 15 Jun 2020 19:20 WIB

Pelatnas Renang Masih Menunggu Jadwal

PB PRSI masih menunggu pengelola GBK, DKI, Kemenpora, dan Gugus Tugas Covid-19.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Perenang Indonesia I Gede Siman Sudartawa.
Foto: Republika/Prayogi
Perenang Indonesia I Gede Siman Sudartawa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 membuat sejumlah kegiatan olahraga terhenti. Termasuk pelatnas renang yang hingga kini belum juga dimulai.

PB PRSI selaku induk organisasi renang masih menunggu pengelola Gelora Bung Karno (GBK) yang masih berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Kemenpora, dan juga Gugus Tugas Covid-19.

PB PRSI mengaku siap jika harus mengajukan secara resmi soal pengajuan pelatnas di Stadion Akuatik GBK. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 ini banyak hal yang harus disinergikan, terkait protokol kesehatan yang telah dibuat Kemenpora.

Kabid Binpres PB PRSI Wisnu Wardhana juga berharap MoU (Memorandum of Understanding) dengan Kemenpora terkait pelatnas olimpiade segera terlaksana. "Kami mohon bantuan juga teman-teman di Kemenpora, semoga bisa secepatnya terlaksana. Tapi tetap kami utamakan prosedur yang ada," ujar Wisnu, Senin (15/6).

PB PRSI juga sudah mengajukan delapan nama perenang untuk pelatnas renang olimpiade di antaranya I Gede Siman Sudartawa, Triady Fauzi, Azzahra Permatahani, Farrel Armandio Tangkas, dan lainnya.

Kepada semua insan akuatik di daerah, lanjut Wisnu, juga harus memperhatikan protokol kesehatan keolahragaan yang sudah dikeluarkan pemerintah.

"Kami juga sadar semua kegiatan di kolam terhenti. Saya berharap semua atlet bisa tetap menjaga kebugaran dengan latihan mandiri. Semoga dengan adanya kelonggaran PSBB ini bisa dijadikan awal yang baik, tentu harus sesuai protokol kesehatan," jelas Wisnu.

Mengenai kualifikasi olimpiade, Wisnu menambahkan, sudah ada jadwal ulang oleh federasi. Event-event di dunia juga terbatas dan belum dimulai karena masing-masing negara juga belum mau menerima tamu untuk berbagai macam olahraga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement