Selasa 16 Jun 2020 04:03 WIB

Gubernur Minta Mendikbud Kaji Ulang Defenisi Zona Hijau

Sudah seluruh daerah di Sumatra Barat mencatatkan kasus positif.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas sekolah menunjukan cara kerja Lorong Immune Booster di SMAN 2 Padang, Sumatera Barat, Senin (15/6/2020). SMAN 2 Padang bersama alumni membuat Lorong Immune Booster, yakni lorong yang mengoperasikan inhaler raksasa dengan aroma minyak kayu putih untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan akan digunakan saat siswa mulai masuk sekolah
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Petugas sekolah menunjukan cara kerja Lorong Immune Booster di SMAN 2 Padang, Sumatera Barat, Senin (15/6/2020). SMAN 2 Padang bersama alumni membuat Lorong Immune Booster, yakni lorong yang mengoperasikan inhaler raksasa dengan aroma minyak kayu putih untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan akan digunakan saat siswa mulai masuk sekolah

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Gubernur Sumatera Barat meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim mengenai defenisi daerah zona hijau untuk kembali membuka sekolah secara tatap muka langsung.

Melalui sebuah telekonferensi hari ini, Senin (15/6), Nadiem menyebut sekolah boleh dibuka kembali untuk proses belajar mengajar tatap muka langsung di daerah zona hijau atau daerah nol kasus covid-19. Sekolah di zona hijau itu pun dalam menggelar belajar mengajar tatap muka harus mematuhi protokol covid-19.

Irwan Prayitno menyebut bila harus menuruti maksud Mendikbud, maka tak ada satupun sekolah di Sumbar boleh menggelar belajar mengajar tatap muka langsung karena kasus covid-19 sudah ada di 19 kabupaten dan kota di Sumbar.

"Jika diterapkannya daerah zona hijau di Sumbar, tentunya kita tidak ada yang bisa buka kembali sekolah. Karena di Sumbar, sudah seluruh daerah yang kena, sudah seluruh daerah mencatatkan kasus positif. Ini perlu dikaji ulang, definisi zona hijau oleh Kemendikbud tersebut, makanya kita akan lakukan rapat kembali di awal Juli nantinya," kata Irwan Prayitno di Kantor Gubernur Sumbar.

Menurut Irwan daerah yang pernah mencatatkan kasus positif covid-19, dan sekarang sudah nol kasus, atau semua pasien positif covid di daerah tersebut sudah sembuh dan tidak ada lagi penambahan kasus baru, sudah bisa diperbolehkan kembali menggelar belajar mengajar tatap muka langsung.

Bila ada daerah di Sumbar yang sudah mendapatkan izin menggelar kembali sekolah tatap muka langsung menurut Irwan, Pemprov Sumbar akan memperketat penerapan belajar mengajar untuk mematuhi protokol covid. Supaya tidak ada lagi kemungkinan siswa atau tenaga didik yang terpapar virus corona jenis baru.

Irwan menambahkan pihak sekolah harus membatasi murid setiap kelas, yaitu separuh dari biasanya. Menyediakan wastafel untuk cuci tangan. Waktu belajarnya dipersingkat mulai tiga hingga empat jam dengan dibuat sistem shift. Proses belajar mengajar wajib menggunakan masker. Para siswa datang ke sekolah hanya untuk belajar tanpa jam istirahat. Karena bila jam istirahat diadakan, ada potensi para pelajar berkumpul satu sama lain.

Pemprov Sumbar bersama Pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten berencana membuka sekolah pada bulan Juli dalam situasi penerapan tatanan kehidupan baru. Sebelum mewujudkan itu, mereka akan melakukan skenario dalam penerapan aturan Covid-19.

Gubernur Sumbar menyebut ada dua skenario menjadi pilihan yaitu belajar secara daring atau belajar di sekolah tapi harus disesuaikan dengan aturannya protokol penanganan Covid-19.

Saat ini Pemprov Sumbar bersama Pemko dan Pemkab di Sumbar belum bisa memutuskan apakah akan kembali membuka sekolah dan melaksanakan pembelajaran dengan sistem tatap muka atau tidak. Irwan menyebut nanti akan ada rapat kembali dengan Bupati Walikota di awal Juli untuk memastikan kapan sekolah akan dibuka kembali atau tetap secara daring.

Pemprov Sumbar kata Irwan Prayitno masih ingin memantau perkembangan penyebaran Covid-19 hingga awal Juli mendatang. Meskipun dalam dua pekan terakhir pertumbuhan kasus positif covid-19 di Sumbar mulai melandai.

Apabila kurva tingkat penambahan kasus baru di Sumbar menunjukkan tren penurunan hingga awal Juli, maka besar kemungkinan sekolah-sekolah di Sumbar akan kembali dibuka. Sebaliknya, apabila tren yang terpantau  menunjukkan kenaikan, maka pembelajaran melalui sistem daring akan tetap dilanjutkan hingga situasi benar-benar sudah terkendali.

Sebelumnya Wali Kota Sawahlunto Deri Asta juga mengatakan masih mengkaji penerapan new normal di sekolah. Pemko Sawahlunto tak ingin buru-buru ingin sekolah dibuka kembali untuk mengantisipasi pelajar di Kota Situs Warisan Budaya Dunia versi UNESCO itu terpapar virus corona.

"Kita kaji bagaimana strategi lainnya sehingga kesehatan pelajar kita dapat terjaga dengan baik,” ucap Deri Asta.

Menurut Deri, begitu sekolah sudah dimulai lagi, harus ada pembatasan jam belajar dan antisipasi para pelajar berkumpul pada jam-jam tertentu. Deri menyebut kemungkinan, jam sekolah akan dibatasi sehingga jumlah siswa yang hadir di sekolah tidak semuanya. Kemudian jam istirahat juga akan dibatasi atau malah ditiadakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement