Selasa 16 Jun 2020 06:24 WIB

Beribadah dan Mencari Rezeki dalam Islam

Islam memperhatikan keseimbangan perkara dunia dan akhirat.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Beribadah dan Mencari Rezeki dalam Islam. Penjual minuman (ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Beribadah dan Mencari Rezeki dalam Islam. Penjual minuman (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keseimbangan antara perkara dunia dengan akhirat haruslah diperhatikan umat Muslim. Urusan ibadah yang identik dengan akhirat, sejatinya juga harus diseimbangkan dengan urusan duniawi seperti ekonomi.

Dalam buku Konsep Ekonomi dalam Alquran karya Maharati Marfuah dijelaskan, ekonomi dalam Islam sejatinya dapat membawa keseimbangan duniawi dengan jukhrawi (akhirat). Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT.

Baca Juga

Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Qashshas ayat 77 berbunyi: “Wabtaghi fiima ataakallahu ad-daaral akhiroti wa la tansa nashibaka min ad-dunya,”. Yang artinya: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia,”.

Islam menganjurkan setelah seorang Muslim selesai menjelankan ibadah kepada Allah, maka diperintahkan baginya bertebaran di muka bumi mencari rezeki dan anugerah Allah SWT. Mencari rezeki setelah menunaikan ibadah adalah tindakan yang dapat menyeimbangkan urusan duniai dan ukhrawi.

Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Jumuah ayat 10 berbunyi: “Fa idza qudhiyati as-sholatu fantasyiru fil-ardhi wabtaghu min fadhlillahi wadzkurullaha katsiron la’allakum tuflihun,”. Yang artinya: “Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi. Carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung,”.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement