Selasa 16 Jun 2020 08:55 WIB

Awal Kemarau di Jateng Selatan Diprakirakan Mundur

Masih ada potensi hujan berintensitas ringan hingga lebat di sebagai Jateng Selatan.

Kemarau (ilustrasi).
Foto: cctv america
Kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Awal musim kemarau di sebagian wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng diprakirakan mundur. Hal itu diungkapkan analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan.

"Berdasarkan prakiraan sebelumnya, awal musim kemarau di sebagian wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah diprakirakan berlangsung pada akhir Mei atau awal Juni. Namun, kenyataannya pada awal Juni hingga saat sekarang masih ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di beberapa wilayah," katanya di Cilacap, Selasa (16/6).

Ia mengatakan berdasarkan prakiraan deterministik curah hujan per dasarian (10 hari, red.) yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang pada awal bulan Juni, curah hujan di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah pada dasarian ketiga Juni diprakirakan masuk kategori rendah.

Dengan demikian, kata dia, awal musim kemarau di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah khususnya Kabupaten Cilacap dan Banyumas diprakirakan akan berlangsung pada akhir bulan Juni atau awal Juli.

"Kondisi atmosfer sampai saat ini yang masih labil, sehingga hujan masih berpotensi terjadi seperti dalam beberapa hari terakhir," katanya.

Disinggung mengenai kondisi cuaca di wilayah perairan maupun Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta, Rendi mengatakan gelombang tinggi berpeluang terjadi akibat pengaruh angin timuran.

Bahkan, kata dia, tinggi gelombang di wilayah perairan maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY diprakirakan mencapai 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi dan berbahaya bagi pelayaran.

"Oleh karena itu, kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 17 Juni 2020 dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement