REPUBLIKA.CO.ID, LONDON --KTM tolak rencana MotoGP mengikuti kebijakan Formula 1 yang membatasi staf mereka di trek saat balapan berlangsung. F1 bahkan menyediakan ruang 'Control Mission' untuk staf yang bekerja dari jarah jauh.
Sementara MotoGP kemungkinan akan membatasi jumlah staf maksimal 45 per tim pabrikan dan 25 orang untuk setiap tim satelit. Tim papan atas MotoGP biasanya membawa 50-60 staf dalam setiap balapan.
Namun, tanpa sponsor, tamu, media atau fan yang hadir karena balapan digelar tertutup, sebagoan besar dari mereka akan tinggal di rumah. Direktur KTM motorsport Pit Beirer menilai, tak masalah jika 45 staf yang dibolehkan datang saat balapan.
Namun, penggunaan ruang 'Control Mission' dinilai tak perlu dilakukan dalam MotoGP. Ia menilai, untuk menjaga agar MotoGP tetap sehat di masa depan, jangan sampai mengikuti F1 dengan hampir 80 insinyur duduk di rumah dan memasok data ke trek balap.
''Kami ingin balapan sepak motor di trek, kami ingin membuat publik senang dengan pertunjukan itu. Mengapa publik menonton MotoGP? Untuk melihat para pembalap kita yang luar biasa menggunakan 'roket-roket' ini,'' ucap Beirer, dikutip dari Crash, Selasa (16/6).
Ia mengatakan, orang tidak akan datang ke trek atau menonton TV hanya untuk mencari tahu siapa insinyur paling pintar di lintasan balap pada akhir pekan.
Oleh karena itu, ia ingin menjaga semangat balapan tetap seperti biasanya, agar nuansa persaingan di lintasan tidak hilang. Balapan MotoGP tertutup rencananya pertama kali akan digelar di Jerez pada 19 Juli.
Sementara musim ini akan berakhir di Valencia pada pertengahan November, dengan beberapa seri sudah dibatalkan oleh penyelenggara.