REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr KH Syamsul Yakin MA
Pahala sedekah itu bertingkat-tingkat. Imam Jalaluddin al-Suyuthi, seperti dikutip Syaikh Nawawi Banten dalam Nashaihul Ibad, menuliskan ada lima tingkat pahala sedekah. Pahala tingkat pertama adalah sedekah yang akan diganti dengan 10 kebaikan. Inilah sedekah yang diberikan untuk orang yang sehat secara fisik.
Terkait hal ini, Nabi SAW bercerita, “Ada seorang laki-laki berkata, ‘Aku pasti akan bersedekah. Lalu dia keluar dengan membawa sedekahnya dan ternyata jatuh ke tangan seorang pencuri. Keesokan paginya orang-orang ramai membicarakan bahwa dia telah memberikan sedekahnya kepada seorang pencuri.
Mendengar hal itu orang tersebut berkata, ‘Ya Allah segala puji bagi-Mu, aku pasti akan bersedekah lagi’. Kemudian dia keluar dengan membawa sedekahnya lalu ternyata jatuh ke tangan seorang pezina. Keesokan paginya orang-orang ramai membicarakan bahwa dia tadi malam memberikan sedekah kepada seorang pezina.
Maka orang itu berkata lagi, ‘Ya Allah segala puji bagi-Mu, (ternyata sedekahku jatuh) ke tangan seorang pezina. Aku pasti akan bersedekah lagi. Kemudian dia keluar lagi dengan membawa sedekah. Ternyata jatuh ke tangan seorang yang kaya. Keesokan paginya orang-orang kembali ramai membicarakan bahwa dia memberikan sedekahnya kepada orang kaya.
Maka orang itu berkata, ‘Ya Allah segala puji bagi-Mu, (ternyata sedekahku jatuh) ke tangan seorang pencuri, pezina, dan orang kaya. Setelah itu orang tadi bermimpi dan dikatakan padanya, “Adapun sedekahmu kepada pencuri, mudah-mudahan dapat mencegah si pencuri dari perbuatannya.
Sementara itu sedekahmu kepada pezina, mudah-mudahan dapat mencegahnya berbuat zina kembali dan sedekahmu kepada orang yang kaya mudah-mudahan dapat memberikan pelajaran baginya agar menginfakkan (sebagian) harta yang diberikan Allah kepadanya.” (HR. Bukhari). Ini semua adalah contoh sedekah kepada orang yang sehat secara fisik.
Pahala tingkat kedua adalah sedekah yang akan diganti dengan 90 kebaikan, yakni sedekah kepada orang buta dan tertimpa musibah. Dalam hadits Qudsi disebutkan, “Jika Aku mengambil penglihatan hamba-Ku, maka tidak ada balasan yang lebih pantas kecuali surga.” (HR. Bukhari). Tentu bersedekah kepada orang buta juga berpahala besar.
Nabi SAW berpesan, “Barangsiapa meringankan kesusahan hidup seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan meringankan salah satu kesusahan hidupnya pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang kesulitan niscaya Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim).
Pahala tingkat ketiga adalah sedekah yang akan diganti dengan 900 kebaikan, yakni sedekah kepada kerabat yang membutuhkan. Nabi SAW bersabda, “Sedekah kepada orang miskin hanya mendapatkan pahala sedekah saja, sedang sedekah kepada sanak kerabat mengandung dua keutamaan, yaitu sedekah dan menyambung tali kekerabatan.” (HR. Turmudzi).
Pahala tingkat keempat akan diganti dengan 100.000 kebaikan, yakni sedekah kepada kedua orangtua. Allah SWT berpesan, “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.” (QS. Lukman/31: 14).
Pahala tingkat kelima akan diganti dengan 900.000 kebaikan. Inilah sedekah yang diberikan kepada ulama atau ahli fikih. Sebagai informasi, kelima tingkat sedekah yang diutarakan oleh Imam Jalaluddin al-Suyuthi di atas, dikutip juga oleh Sayyid Abdurrahman Ba Alawi dalam kitabnya Bughyatul Mustarsyidin, sebuah karya kompilasi hukum yang sangat terkenal.