Selasa 16 Jun 2020 10:05 WIB

H&M Jadi Korban Teranyar Gempuran Covid-19

Pandemi Covid-19 akibatkan krisis eksistensi bagi industri mode.

Red: Indira Rezkisari
Covid-19 telah menyebabkan penjualan bersih H&M selama tiga bulan hingga 31 Mei turun 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pandemi virus corona berdampak besar ke penjualan di industri retail.
Foto: EPA
Covid-19 telah menyebabkan penjualan bersih H&M selama tiga bulan hingga 31 Mei turun 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pandemi virus corona berdampak besar ke penjualan di industri retail.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Adinda Priyanka, Antara

Pandemi Covid-19 telah menurunkan daya beli masyarakat di seluruh dunia. Akibatnya, jenama mode dunia melaporkan penurunan penjualan bahkan terpaksa menutup tokonya secara permanen.

Baca Juga

Ritel fesyen terbesar kedua dunia, H&M, melaporkan penurunan tajam dalam penjualan kuartal kedua. Langkah-langkah restriksi mobilisasi untuk memperlambat laju penyebaran virus corona baru menjadi penyebabnya.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (16/6) , penjualan bersih H&M selama tiga bulan hingga 31 Mei turun 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 28,7 miliar krona Swedia atau 3,1 miliar dolar AS. Realisasi ini lebih tinggi sedikit dibandingkan rata-rata prediksi para analis yang ditunjukkan data Refinitiv, yakni turun sampai 27,5 miliar krona Swedia.