REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) terkait literasi pembangunan sosial ekonomi pada masa pandemi Covid-19. Hal ini seiring pemberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), mobilitas penduduk menjadi terbatas dan mengakibatkan proses produksi sektor riil berkurang karena sebagian besar pekerja diminta bekerja dari rumah.
Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpusnas Joko Santoso mengatakan pihaknya akan membangun perpustakaan desa di Indonesia. "Perpusnas sudah memulai dua tahun lalu, targetnya adalah perpustakaan umum, baik di provinsi, kabupaten/kota dan desa. Dengan adanya perpustakaan desa ini dapat meningkatkan produktivitas masyarakat di pedesaan terutama pada saat pandemi Covid-19," ujarnya dalam keterangan tulis, Selasa (16/6).
Menurutnya saat ini terdapat 661 perpustakaan desa. Hal ini dapat menjadi salah satu wahana untuk menyiapkan masyarakat desa, tidak hanya dari sisi pengetahuan, tapi juga dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di desa.
"Perpusnas dan Bappenas, sejak 2017 melakukan penguatan literasi untuk kesejahteraan melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial," ucapnya.
Sementara Direktur Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Hadiat menambahkan pihaknya mendukung penuh kegiatan ini karena ingin menguatkan literasi pada era tatanan normal baru. "Kami ingin mendapatkan beberapa pemikiran supaya bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, untuk mencari cara terbaik yang efektif di dalam membangun kualitas SDM melalui literasi," ucapnya.
Pembangunan SDM melalui literasi itu selaras dengan RPJMN 2020-2024, Presiden Jokowi pun telah menekankan upaya ke depan pembangunan SDM. "Jadi memperkuat kapasitas SDM menjadi kunci untuk menjadikan negeri ini memiliki daya saing," ucapnya.