REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kantor kepresidenan Korea Selatan (Korsel) mengatakan, Negeri Ginseng akan membalas dengan keras jika Korea Utara (Korut) terus berupaya meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Hal itu disampaikan setelah negara yang dipimpin Kim Jong-un meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang terletak di perbatasan. Wakil penasihat keamanan nasional Korsel, Kim You-geun, mengatakan, tindakan Korut itu merusak "ekspektasi semua orang yang mengharapkan pembangunan hubungan antar-Korea dan kedamaian di Semenanjung Korea".
"Kami menegaskan Korut sepenuhnya bertanggung jawab atas semua konsekuensi yang mungkin mereka timbulkan," katanya, Selasa (16/6).
Sebelumnya, kantor berita Korut KCNA melaporkan kantor penghubung yang ditutup sejak Januari karena pandemi virus corona "hancur secara tragis karena ledakan". Kementerian Pertahanan Korsel merilis video hitam-putih.
Dalam video terlihat ledakan besar yang menghancurkan gedung empat lantai. Ledakan tersebut tampaknya juga merusak sebagian bangunan 15 lantai yang digunakan sebagai tempat tinggal pejabat Korsel yang bekerja di kantor penghubung tersebut.
Saat masih beroperasi, kantor penghubung itu bertugas sebagai kedutaan bagi kedua negara. Hancurnya kantor tersebut menjadi pukulan keras atas upaya Presiden Korsel Moon Jae-in dalam membangun hubungan dengan Korut.