Selasa 16 Jun 2020 18:32 WIB

Seberapa Besar Risiko Penularan Virus Corona di Lift?

Lift dikhawatirkan jadi sumber penularan virus corona di perkantoran.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Tanda jaga jarak fisik yang dipasang di lift Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (10/6). Risiko penularan virus corona di lift tidak sebesar yang dikhawatirkan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tanda jaga jarak fisik yang dipasang di lift Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (10/6). Risiko penularan virus corona di lift tidak sebesar yang dikhawatirkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lift termasuk fasilitas yang harus tersedia di gedung tinggi perkantoran. Ketika sebagian karyawan sudah harus kembali bekerja di kantor, pertanyaan pun muncul soal keamanan penggunaan lift terkait risiko penularan virus corona.

Kabar baiknya, naik lift tampaknya bukan cara utama virus corona ditransmisikan. Namun, karena pengguna lift berada di lingkungan tertutup dalam kotak kecil bersama dengan orang lain, ada langkah konkret yang dapat diambil untuk tetap aman, yakni mengenakan masker, menjauh dari orang lain, dan meminimalisir sentuhan dengan permukaan lift.

Dilansir ABC News, Selasa (16/6), ada dua cara Covid-19 dapat menyebar di lift, yakni dari sesama pengguna lift atau dari partikel yang dikeluarkan oleh pengguna lift sebelumnya dengan virus corona yang tetap berada di dalam lift.

Durasi naik lift cenderung singkat, sementara risiko penularan virus corona lebih besar melalui kontak langsung dalam jangka waktu lama. Para ahli mengatakan risiko penularan langsung dari sesama pengguna lift kecil, selama pengguna mengikuti saran keselamatan dasar.

Studi ke penyebaran virus menunjukkan bahwa lift bukan tempat paling berbahaya di gedung yang ramai. Pada bulan Maret, selama wabah Covid-19 di gedung 19 lantai yang sibuk di Seoul, virus menyebar hampir secara eksklusif di antara individu yang bekerja di lantai yang sama.

Para penulis laporan kasus itu menyebutkan, bahkan dengan interaksi yang cukup besar antara pekerja di satu lantai dengan lantai lain, virus itu tampaknya tidak menyebar secara vertikal ke seluruh gedung.

"Ini argumen bahwa lift bukanlah titik panas untuk penularan," kata Dr Todd Ellerin, direktur penyakit menular di South Shore Health di Weymouth, Massachusetts, AS.

Meskipun berisiko rendah, para ahli mengatakan pengguna lift masih harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi diri dari paparan.

"Risiko untuk terinfeksi virus corona dari naik di lift rendah. Namun, teruslah mengambil tindakan pencegahan saat naik lift. Selalu memakai masker," ujar Dr Simone Wildes, spesialis penyakit menular di South Shore Health.

"Waktu adalah peredam risiko terbesar kita. Waktu yang singkat yang dihabiskan orang di lift bersama akan mengurangi terhadap sejumlah besar transmisi," ujar Ellerin.

Secara anekdot, Ellerin mengatakan bahwa sistem rumah sakitnya memiliki banyak elevator dan lebih dari 6.000 anggota staf, tetapi memiliki kurang dari 150 anggota staf yang terinfeksi gejala Covid-19.

"Tidak jelas berapa banyak staf yang menggunakan lift selama waktu ini, tetapi jika lift adalah zona panas untuk penularan, kita mungkin melihat lebih banyak infeksi pada para staf," katanya.

Meskipun demikian, berada di ruang kecil, ramai, dan tertutup masih memprihatinkan. Jadi penting untuk mengikuti saran keselamatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement