REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sekitar 237 orang di Pasar Besar (Pasbes) Kota Malang melaksanakan uji cepat (Rapid Test) Covid-19, Selasa (16/6). Angka tersebut tidak hanya pedagang tapi juga para pengunjung pasar.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, sekitar tiga orang dilaporkan mendapatkan hasil reaktif uji cepat. Ketiga hasil ini diperoleh dari pengunjung pasar, bukan pedagang. Selanjutnya, yang bersangkutan diminta isolasi mandiri lalu melaksanakan uji cepat kedua pada Jumat (18/6) mendatang.
Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, pemerintahannya telah memperoleh bantuan alat uji cepat dari Pemprov Jawa Timur sebanyak 1.000 buah. Alat ini akan digunakan di tempat-tempat yang berpotensi menyebarkan virus corona. Hal ini terutama di wilayah yang penuh keramaian seperti pasar.
"Hari ini (uji cepat) di Pasar Besar, besok di Gadang dan lusa di Al Hikam. Sambil nanti kami sasar berjalan," kata Sutiaji kepada wartawan di Kota Malang, Selasa (16/6).
Dengan mendeteksi potensi Covid-19 dari hasil uji cepat, Pemkot Malang setidaknya dapat meminimalisasi penyebarannya. Pemkot Malang bisa melakukan pendampingan perawatan melalui ramuan herbal yang tengah digencarkannya saat ini. Penggunaan suplemen ini diharapkan mampu meningkatkan daya imunitas masyarakat sehingga dapat mencegah infeksi dari Covid-19.
Sutiaji menilai pelacakan yang dilakukan Dinkes Kota Malang telah mampu meminimalkan sebaran Covid-19. "Kan sempat ada (kasus) di Gadang dan rumah. Gadang kemarin juga mampu (dilacak) dan enggak ada penyebaran ke yang lain. Terus rumah di klaster keluarga saja," kata Sutiaji.
Saat ini sejumlah pasar di Kota Malang telah menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Pemkot Malang mengklaim telah menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, masker dan sebagainya. Bahkan, Ketua Paguyuban Pasar Besar selalu mengingatkan para pedagang untuk menerapkan protokol tersebut.
"Ketua paguyuban selalu oprak-oprak terus masker-masker dan mengancam kalau enggak pakai masker akan ditutup melalui koordinasi dengan dinas pasar dan Komindag," katanya.
Pedagang Lilis Nurhidayati mengaku baru pertama kali mengikuti uji cepat Covid-19. Untuk itu, dia menilai, pelaksanaan uji cepat secara massal di pasar sangat membantunya. Hal ini setidaknya mampu mendeteksi penyebaran virus corona di pasar.
Sebelum diadakan uji cepat, pasar telah menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Beberapa di antaranya seperti pembatasan jumlah pengunjung toko dan penerapan jaga jarak. Selain imbauan cuci tangan dan memakai masker, pasar juga selalu mengecek suhu pedagang dan pengunjung.
Terakhir, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Malang tercatat 95 orang, Senin (15/6). Sementara jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) terdata 293 orang sedangkan Orang dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 943 jiwa.