Selasa 16 Jun 2020 19:00 WIB

Pasar Modal Diperkirakan Tumbuh Pesat Pada 2021

Peluang investasi menjadi besar karena kalau ekonomi membaik pada 2021.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Pasar modal diperkirakan akan kembali tumbuh pesat di tahun 2021 seiring dengan proyeksi membaiknya pertumbuhan ekonomi global.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Pasar modal diperkirakan akan kembali tumbuh pesat di tahun 2021 seiring dengan proyeksi membaiknya pertumbuhan ekonomi global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar modal diperkirakan akan kembali tumbuh pesat di tahun 2021 seiring dengan proyeksi membaiknya pertumbuhan ekonomi global.

Hingga akhir Mei lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja -24,54 persen sepanjang tahun ini. Sepanjang Mei, IHSG melanjutkan pemulihan dengan kenaikan tipis 0,79 persen dibandingkan April. Sementara kinerja pasar obligasi lebih unggul dibandingkan pasar saham di mana BINDO Index tercatat kenaikan obligasi 1,38 persen sepanjang tahun ini dan 2,57 persen pada Mei. 

Baca Juga

Presiden Direktur Schroders Indonesia Michael T Tjoajadi, memperkirakan, dalam beberapa minggu terakhir bursa saham global mulai mengalami perbaikan. Hal tersebut didukung sentimen positif pembukaan kembali kegiatan ekonomi di berbagai negara setelah masa karantina akibat covid-19. 

Pasar masih akan berfluktuasi dalam beberapa bulan ke depan. Namun, optimisme akan pengembangan vaksin Covid-19 dan dimulainya kembali aktivitas perekenomian dan bisnis akan memberikan dukungan bagi ekonomi dunia dan pasar.

Dengan tatanan baru ini, Michael menyebut, ekonomi akan membaik di 2021. "Peluang investasi menjadi besar karena kalau ekonomi membaik, perusahaan akan membaik, ini yang kita lihat di 2021. Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi," kata Michael saat Market Update online bersama Bank Commonwealth, Selasa (16/6).

Menurut Michael, hal-hal tersebut memberikan kepercayaan diri bagi pelaku pasar. Sebab nantinya pasar modal di negara-negara emerging market seperti Indonesia juga akan memberikan harapan untuk investasi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement