REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International Tbk memastikan neraca keuangannya dalam kondisi baik saat ini. Menurut Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, seluruh unit bisnis perseroan mampu melakukan pengelolaan finansial secara sehat.
"Di Astra, gearing yang kita miliki, konsolidasi, itu hanya sekitar 11 persen. Jadi ada balance sheet capacity yang sangat besar," kata Djony dalam acara konferensi pers virtual, Selasa (16/6).
Dengan kondisi neraca tersebut, Djony memastikan Astra International masih mampu memenuhi kebutuhannya di era New Normal baik untuk jangka pendek, menengah maupun panjang. Menurut Djony, hal tersebut berkat pengawasan yang dilakukan secara rutin pada selurug bisnis unit.
Meski demikian, Djony belum dapat memastikan proyeksi pertumbuhan bisnis Astra hingga akhir tahun 2020. Dia melihat situasi ke depan masih penuh akan ketidakpastian. "Rebound rasanya sulit kita perkirakan, karena situasi ini tak ada yang bisa memperkirakan," kata Djony.
Berdasarkan data keuangan per Desember 2019, Astra International membukukan laba bersih sebesar Rp 21,70 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 8,66 triliun atau Rp 214 setiap saham telah dibagikan sebagai dividen tunai pada 30 Oktober 2019 lalu.
Pembagian dividen tersebut termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp 57 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp 2,3 triliun. Sedangkan sisanya sebesar Rp 157 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp 6,3 triliun akan
dibayarkan pada 10 Juli 2020 mendatang.
Sementara sisa laba sebesar Rp 13 triliun dibukukan sebagai laba ditahan perseroan.