Selasa 16 Jun 2020 23:15 WIB

500 TKA China Masuk, Ini Respons Cak Imin

Kedatangan 500 TKA China untuk bangun smelter di Kabupaten Konawe.

Tenaga kerja asing (TKA) asal China bekerja di pertambangan di Konawe, Sulawesi Tenggara (ilustrasi).
Foto: Antara
Tenaga kerja asing (TKA) asal China bekerja di pertambangan di Konawe, Sulawesi Tenggara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar mengingatkan pentingnya mengantisipasi penularan Covid-19 jika tenaga kerja asing (TKA) diizinkan masuk ke Indonesia. Hal itu dikatakan Cak Imim usai kunjungan kerja Tim Pelaksana Penanganan Bencana Pandemi Covid-19 DPR RI ke Kementerian Sosial di Jakarta, Selasa.

"Yang penting antisipasi tidak ada penularan apapun," katanya menanggapi rencana Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi yang akan mendatangkan 500 orang TKA asal China untuk membangun smelter di PT VDNI Morosi, Kabupaten Konawe.

Baca Juga

 

Meski, kata Cak Imin, dalam suasana pandemi seperti sekarang ini, perlu ada kebijakan pembatasan lalu lintas dari wilayah yang rawan penularan.

Sebelumnya Gubernur Ali Mazi mengatakan masuknya TKA tersebut dapat menyerap ribuan pekerja lokal. "Karena mereka menggunakan produk dari China, bahasanya China. Semua kita kan ndak bisa dan satu tenaga kerja asing itu di-backup lima sampai tujuh orang kita (pekerja lokal)," kata Ali Mazi di Kendari, Senin.

Selain itu menurut Ali Mazi, rencana kedatangan TKA tersebut juga telah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat dan telah memenuhi persyaratan.

Menurut Muhaimin, jika memang kedatangan TKA tersebut mampu menyerap tenaga kerja lokal, perlu dibuktikan seberapa banyak yang bisa diserap dan harus dijelaskan kepada publik agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Seperti diketahui, virus corona jenis baru penyebab COVID-19 menyebar pertama kali dari Wuhan, China hingga kini mewabah ke sejumlah negara termasuk Indonesia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement