Rabu 17 Jun 2020 05:09 WIB

Jaga Berat Badan dan Kurangi Stres dengan Olahraga di Rumah

Selagi masih harus di rumah, tetaplah berolahraga.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
 Peragawan memeragakan full plank di arena kebugaran Fitness First cabang Kemang Village, Jakarta Selatan, Senin (12/6/2018). Olahraga dengan menggunakan beban badan sendiri juga bisa dilakukan di rumah.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Peragawan memeragakan full plank di arena kebugaran Fitness First cabang Kemang Village, Jakarta Selatan, Senin (12/6/2018). Olahraga dengan menggunakan beban badan sendiri juga bisa dilakukan di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga kesehatan tubuh di tengah pandemi Covid-19 ini menjadi tantangan tersendiri. Sebab, anjuran tetap di rumah tak menutup kemungkinan membuat kegiatan masyarakat menjadi lebih sedikit.

"Meskipun berada di rumah saja, tetap harus melakukan aktivitas fisik,” kata dokter spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda MGizi SpGK, dalam webinar “Menjaga Berat Badan Ideal” bersama RS Pondok Indah, belum lama ini.

Baca Juga

 

Raissa memberikan alasan mengapa orang-orang harus tetap aktif berolahraga meskipun di rumah saja. Ia mengungkapkan, olahraga memiliki manfaat untuk menjaga kebugaran tubuh.

Selain itu, olahraga bisa mencegah pelemahan otot. Lalu, olahraga juga dapat menjaga imunitas tubuh.

"Dan yang penting adalah, olahraga itu bisa mengurangi stres. Dengan olahraga itu bisa mengeluarkan hormon kegembiraan, sehingga stres pun bisa berkurang," jelas dia.

Di lain sisi, Raissa mengingatkan agar orang-orang tak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan. Sebab, hal itu bisa membuat imunitas tubuh turun.

Olahraga atau aktivitas fisik yang direkomendasi adalah sebanyak 150 menit hingga 250 menit per pekan. Intensitas olahraganya pun direkomendasikan yang sedang atau bersifat aerobik atau beban.

Pada olahraga beban, menurut Raissa, aktivitas itu bisa dilakukan dengan beban badan sendiri. Misalnya dengan melakukan olahraga sit up, push up, plank, dan squat. Lakukan rutin selama dua hari sampai tiga hari per pekan.

 

Tak hanya itu, Raissa juga meminta masyarakat untuk membatasi waktu menatap layar gawai saat berada di rumah. Dia memahami orang lebih banyak mencari hiburan melalui gawai selagi d rumah.

“Tapi sebaiknya dikurangi. Karena banyak penelitian yang menghubungkan, semakin banyak screen time kita, ternyata faktor risiko obesitasnya juga semakin besar, dan risiko diabetes juga semakin tinggi,” ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement