REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Akademi sepak bola menjadi salah satu cara pemain muda untuk menembus karir profesional sepak bola. Seluruh klub Liga 1 kini sudah memiliki akademi sebagai pencetak pemain bintang masa depan.
Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts turut memberikan pandangannya soal perkembangan akademi ini. Menurut dia, Indonesia memiliki talenta sepak bola berbakat. Namun talenta tersebut tidak didukung dengan fasilitas latihan yang bagus.
"Itu bukan hanya masalah yang terjadi di Indonesia saja, tapi juga di Asia Tenggara," kata Robert, Selasa (16/6).
Robert membandingkan situasi ini denfan negara maju yang sudah menerapkan sepak bola modern. Termasuk menggunakan teknologi baru yang digunakan tidak hanya untuk pemain profesional tapi juga akademmi.
Di sisi lain, Robert mengakui Indonesia tidak memliki kompetisi yang cukup berkualitas. Menurutnya, tidak ada kompetisi usia muda yang berjalan reguler setiap tahunnya.
"Contohnya ketika saya melatih Malaysia U-16, saat itu kami melawan tim seperti PSV Eindhoven, Chelsea dan klub lainnya. Saya pun membandingkannya dengan klub itu dan membangun jiwa kompetitif sejak usia 12 tahun. Pemain setidaknya sudah bermain di 30-40 laga resmi sejak usia 12 tahun," kata Robert.
Pelatih asal Belanda ini menyebut adanya perbedaan yang signifikan ketika pemain akademi sudah memasuki usia 16 tahun. Sayangnya, pengalaman tersebut yang tidak didapatkan oleh pemain muda di Indonesia.
"Selama belum bisa membangun akademi yang bagus jika belum memiliki pelatih bagus1bl dan belum punya fasilitas yang memadai. Kita akan terus berada di belakang klub besar di dunia dan mempengaruhi tim nasional," kata Robert.