REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Noni Purnomo mengungkapkan pandemi Covid-19 berdampak kepada penurunan pendapatan sejal Maret 2020. Padahal, Noni menuturkan pendapatan Blue Bird pada Februari 2020 sudah lebih baik dibandingkan periode yang sama 2019.
“Tetapi ternyata pada Maret 2020 langsung turun 50 persen. April 2020 langsung turun 70 persen. Jadi kita memang menghadapi suatu krisis yang real,” kata Noni dalam diskusi terbuka secara virtual yang diselenggarakan Universitas Bina Nusantara, Selasa (16/6).
Meskipun begitu, Noni menegaskan Blue Bird tetap fokus agar tetap bertahan dalam kondisi saat ini. Meski regulasi pemerintah terus berubah, Noni menilai hal tersebut agar pelaku usaha juga dapat beradaptasi dan bertahan selama pandemi dan sesudahnya nanti.
Noni mengakui tidak ada pilihan lagi selain untuk bertahan pada kondisi saat ini. “Karena kita punya tanggungan banyak sekali, ada 40 ribu pengemudi dan karyawan yang bernaung dan juga pelanggan kita yang setiap hari meskipun selama PSBB harus tetap melakukan perjalanannya seperti paramedis dan sebagainya,” ungkap Noni.
Dia menegaskan, bagaimanapun Blue Bird tetap harus beroperasi meski banyak armada yang berkurang. Noni menuturkan yang paling penting saat ini, bagaimana Blue Bird menghadapi krisis yang ada sekarang sekaligus menyiapkan masa setelah pandemi Covid-19 berakhir.
“Karena jangan sampai begitu pandemi selesai, kita tidak bisa meneruskan lagi karena semua energi kita sudah habis hanya untuk pemulihan,” tutur Noni.
Untuk itu, Noni memastikan saat ini Blue Bird melakukan business process review dan membuat birokrasi lebih lancar karena akses dan resources sangat terbatas. Noni menuturkan, Blue Bird tidak bisal lagi memilih mana yang menjadi prioritas namun semua hal tetap diupayakan agar bisa bertahan.
Noni mngatakan, Blue Bird juga menyesuaikan pelayanan dengan kebutuhan selama pandemi Covid-19. “Yang paling penting adalah memahami perilaku dan kebutuhan pelanggan kita,” ungkap Noni.