Rabu 17 Jun 2020 09:21 WIB

Huawei dan BSSN Gelar Pelatihan Daring Keamanan Siber

Teknologi memiliki peran penting bagi kehidupan digital yang kian terhubung

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen (Purn) Hinsa Siburian (kiri) menerima buku dari CEO Huawei Indonesia Jacky Chen, usai penandatanganan Nota Kesepahaman Pengembangan Keamanan Siber, di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Foto: AUDY ALWI/ANTARA FOTO
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen (Purn) Hinsa Siburian (kiri) menerima buku dari CEO Huawei Indonesia Jacky Chen, usai penandatanganan Nota Kesepahaman Pengembangan Keamanan Siber, di Jakarta, Selasa (29/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Huawei, perusahaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terkemuka global, berkolaborasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), menggelar serangkaian pelatihan daring mengenai keamanan siber sebagai bentuk kelanjutan dari salah satu agenda yang tertuang dalam Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Teknologi memiliki peran penting bagi kehidupan digital yang kini makin serba terhubung, terlebih dengan kehadiran teknologi 5G yang sudah di depan mata. Teknologi 5G diprediksi akan membawa dampak perubahan yang signifikan, sekaligus menjadi fondasi dan pembangkit di setiap lini, mulai dari pengembangan kota pintar, pabrik manufaktur pintar, hingga kantor pintar, dan di berbagai bidang yang lain. Kehadirannya menjadi keniscayaan yang harus dimanfaatkan secara optimal. 

Menurut data terakhir, penetrasi Internet di Indonesia mencapai 64 persen  dari total populasi.Angka tersebut memperlihatkan makin terkoneksinya setiap lini kehidupan di Indonesia yang merupakan salah satu kekuatan ekonomi Internet terbesar dengan pertumbuhan tercepat  di kawasan regional. Namun di sisi lain, kehidupan yang serba terhubung tersebut membawa risiko tersendiri terhadap keamanan lalu lintas informasi, seperti munculnya ancaman serangan siber serta upaya-upaya pembobolan data. Terdapat laporan yang menyebutkan bahwa selama tahun 2018, lebih dari 200 juta upaya serangan siber dilancarkan mengarah ke Indonesia .

Yang Donghai, VP Delivery and Services Huawei Indonesia menuturkan, "Kolaborasi ini merupakan wujud komitmen kami dalam meningkatkan kapasitas dalam membangun kesadaran bersama dalam membangun keamanan siber yang kokoh serta bentuk upaya pencegahan bagi seluruh sektor dan elemen di tengah makin terkoneksinya kehidupan saat ini."

Pelatihan ini merupakan bentuk kerja sama yang kuat dalam membangun ruang siber yang cerdas dan aman, sekaligus memperkuat tingkat kepercayaan digital negara. Hal ini sejalan dengan misi BSSN dalam membangun keamanan siber nasional yang kokoh, secara efektif dan efisien melalui pendayagunaan, pengembangan, dan konsolidasi seluruh elemen yang terkait dalam keamanan siber.

Akhmad Toha, Deputi Bidang Proteksi, Badan Siber dan Sandi Negara menuturkan, "Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginyanya kepada Huawei atas implementasi MoU antara BSSN dengan PT Huawei Tech Investment, khususnya dlm hal pengembangan kapasitas SDM di bidang keamanan siber dalam bentuk online training. Ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada pejabat struktural dan staf BSSN yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Jumlah peserta pada hari ini menggambarkan tingginya tekad dan komitmen pegawai BSSN dalam meningkatkan kapasitas diri masing-masing dalam menghasilkan kinerja yang makin berkualitas."

Pelatihan daring keamanan siber ini rencananya diselenggarakan sebanyak tiga kali, mulai 15 Juni 2020 yang akan membawakan topik "Security Information and Security Overview," dilanjutkan kemudian pada 22 Juni 2020 dengan topik "Network Security Basis," serta di tanggal 29 Juni 2020 dengan membawakan tema"Web Security Protection."

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement