Rabu 17 Jun 2020 10:10 WIB

Sebagian Besar Pasien Meninggal Covid-19 Disertai Diabetes

Orang yang sebelumnya memiliki T2DM justru lebih rentan terkena Covid-19

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Petugas menyiapkan liang lahat untuk jenazah kasus COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/5/2020). Pemkot Surabaya menyediakan lahan khusus di TPU Keputih untuk pasien yang meninggal dunia dan dimakamkan dengan protokol kesehatan COVID-19
Foto: Antara/Zabur Karuru
Petugas menyiapkan liang lahat untuk jenazah kasus COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/5/2020). Pemkot Surabaya menyediakan lahan khusus di TPU Keputih untuk pasien yang meninggal dunia dan dimakamkan dengan protokol kesehatan COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita, mengungkapkan, sebagian besar pasien Covid-19 yang meninggal di Surabaya disertai komorbid atau penyakit penyerta. Per 15 Juni 2020, jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal di Surabaya mencapai 328 orang. Dari jumlah tersebut, 300 orang di antaranya meninggal disertai komorbid.

“Penyakit penyerta yang tertinggi itu diabetes melitus (DM), hipertensi, komplikasi DM dan hipertensi, serta penyakit jantung,” kata Febria di Surabaya, Rabu (17/6).

Febria menjelaskan, untuk pasien positif Covid-19 yang meninggal disertai DM tanpa komplikasi, terdapat 57 kasus. Sementara itu, DM dengan komplikasi ada 62 kasus. Mereka rata-rata telah memasuki usia lanjut. Kemudian, persentase pasien Covid-19 yang meninggal adalah laki-laki 52,13 persen dan perempuan 55 hingga 64 persen.

“Jadi, harus berhati-hati. DM-nya harus terkontrol. Hipertensinya harus terkontrol. Kalau bisa mereka isolasi di rumah sendiri tidak keluar kalau tidak penting, apalagi yang usianya sudah lansia,” kata Kepala Dinas Kesehatan Surabaya tersebut

Dokter spesialis penyakit dalam RSUD dr Soewandhie Surabaya, dr Mulyadi SpPD, mengatakan, pasien positif Covid-19 yang meninggal di Surabaya tertinggi disertai penyakit T2DM (tipe 2 diabetes melitus). Kemudian, mereka memiliki riwayat hipertensi dan sakit jantung.

“Jadi, orang Covid-19 banyak meninggalnya karena pneumonia acute respiratory distress syndrome (ARDS). Nah, peningkatan jumlah pneumonia itu berbarengan dengan jumlah komorbid diabetes,” kata Mulyadi.

Ia mencontohkan, berdasarkan data kumulatif hingga 9 Juni 2020 di RSUD dr Soewandhie Surabaya, persentase komorbid pada pasien Covid-19 yang dirawat sekitar 23 persen disertai dengan T2DM. Kemudian, 17 persen dengan hipertensi dan 8 persen penyakit jantung.

“Jadi, orang yang meninggal ataupun yang sakit dengan Covid-19 itu kebanyakan dengan komorbid. Selain diabetes, ada darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung,” katanya.

Dia menambahkan, T2DM biasanya menyerang kepada mereka yang sudah berumur 30 tahun ke atas atau lansia. Orang yang sebelumnya memiliki T2DM justru lebih rentan terkena Covid-19. Pasalnya, sebelum terkena Covid-19, imun tubuh orang tersebut sudah menurun.

Apalagi, daya tahan tubuh orang yang memiliki diabetes ini tidak sebagus orang yang tidak sakit. Untuk itu, pada masa pandemi Covid-19, ia menyarankan kepada orang memiliki riwayat tersebut agar minum obat secara teratur, tetap menggunakan masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

Dokter spesialis paru-paru RSUD dr Soewandhie Surabaya, dr Susaniwati SpP, menambahkan, orang yang sebelumnya memiliki sakit paru-paru seperti asma juga lebih rentan terkena Covid-19. “Selama ini pasien paru saya kebanyakan yang sudah tua itu saya berpesan agar tidak keluar jika tidak penting dan lebih menjaga diri,” kata Susaniwati.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement