Rabu 17 Jun 2020 11:06 WIB

Bentrok dengan India, Berapa Tentara China yang Terbunuh?

Bentrokan pasukan India-China terburuk dalam 53 tahun terakhir.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Pembebasan Rakyat Cina
Foto: ap
Tentara Pembebasan Rakyat Cina

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Bentrokan yang terjadi antara pasukan India dan China di perbatasan kedua negara memicu korban tak sedikit. Di India, pertarungan tanpa senjata api itu menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk di antaranya yakni seorang kolonel.

Jumlah itu kemungkinan akan bertambah mengingat, tak sedikit di antara mereka yang mengalami luka berat. Sebaliknya di sisi China jumlah korban yang terbunuh dalam pertikaian masih belum pasti. 

Baca Juga

Sumber kantor berita ANI, Selasa (16/6), menyebut ada 43 korban di pihak China, tapi tak diperinci berapa yang meninggal dan terluka.  Kementerian Luar Negeri China tak mengungkap jumlah pasti. Namun editor di Global Times yang selama ini menjadi jubir Partai Komunis China mengonfirmasi bahwa pasukan Beijing juga menderita.

Bentrokan yang terjadi di Lembah Galwan di timur Ladakh, Himalaya ini merupakan yang terburuk dalam 53 tahun terakhir. Pertarungan ini menjadi puncak ketegangan yang sudah terjadi antara kedua negara sejak awal Mei.

"Saluran radio dan informasi yang diintersep mengindikasikan ada 43 korban di PLA (tentara China), baik yang terluka maupun meningggal, situasi mencair di lapangan, belum ada kontak senjata hingga saat ini," ujar sumber seperti dilansir Timesofindia, Rabu (17/6).

Bentrokan terhebat pasca-perang 1962, terjadi di Nathu La pada 1976. Lebih dari 80 tentara India terbunuh. Sementara di sisi China, sekitar 400 tentara meregang nyawa.  Pada Selasa, China menyalahkan India karena telah memprovokasi bentrokan. India sebaliknya menyalahkan China karena tentaranya tak menghormati rencana deeskalasi.

"Mengingat pendekatannya yang bertanggung jawab terhadap manajemen perbatasan, India sangat jelas bahwa semua kegiatannya selalu berada di sisi wilayah India dari LAC (Garis Kontrol Aktual). Kami mengharapkan hal yang sama dari pihak China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Anurag Srivastava.

Srivastava mengatakan, India dan Cina telah membahas persoalan perbatasan tersebut melalui saluran militer dan diplomatik. Komandan senior kedua negara mengadakan pertemuan pada 6 Juni lalu dan menyepakati proses penurunan eskalasi di perbatasan. Selanjutnya mereka melakukan serangkaian pertemuan untuk mengimplementasikan konsensus yang dicapai pada tingkat lebih tinggi. Srivastava menuding Cina tidak mematuhi konsensus LAC di Lembah Galwan.

"Kami tetap yakin akan perlunya menjaga perdamaian dan ketenangan di daerah perbatasan dan penyelesaian perbedaan melalui dialog. Pada saat yang sama, kami juga berkomitmen kuat untuk memastikan kedaulatan dan integritas teritorial India," ujar Srivastava.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement