REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) ingin bertatap muka langsung dengan Iran untuk membahas pembebasan tahanan. Selain itu, AS menginginkan Dewan Keamanan PBB memberlakukan embargo senjata yang tidak terbatas pada Iran.
Iran dan AS mencapai kesepakatan pada 4 Juni untuk membebaskan seorang veteran Angkatan Laut AS yang ditahan di Teheran sejak 2018. Perwakilan Khusus AS untuk Iran, Brian Hook, berharap ada pembicaraan lebih lanjut mengenai pertukaran tahanan dan masalah lainnya. Hook melakukan pertemuan virtual dengan Iran yang difasilitasi oleh Dewan Hubungan Luar Negeri.
"Kami senang mengadakan pertemuan pribadi untuk melakukan dialog konsuler sehingga kami dapat bergerak lebih cepat. Pintu untuk diplomasi di pihak kami terbuka lebar, tidak hanya pada masalah ini tetapi pada semua masalah yang telah mengganggu hubungan bilateral AS-Iran selama 41 tahun," ujar Hook.
Hook mengatakan Presiden Donald Trump ingin membuka dialog dan negosiasi dengan Iran. Namun, Teheran enggan berurusan dengan Washington sejak Trump memutuskan keluar dari perjanjian nuklir (JCPOA). Sejak saat itu, AS kembali menerapkan sanksi yang telah mencekik ekspor minyak Iran yang menjadi sumber pendapatan utama negara.
Ketegangan kedua negara semakin meningkat ketika AS membunuh Komandan Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani dalam sebuah serangan pesawat tak berawak di dekat bandara Baghdad, Irak. Selain itu, sikap AS yang tak kunjung mencabut sanksi di tengah pandemi virus corona membuat hubungan kedua negara semakin memburuk.