REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru mengumumkan akan mengerahkan pasukan pertahanan untuk mengawasi fasilitas karantina negara dan memperkuat persyaratan perbatasan, Rabu (17/6). Langkah ini diambil setelah mendapatkan dua kasus virus corona terbaru.
Negara ini kehilangan status bebas Covid-19 pada Selasa (16/6) ketika dua perempuan yang tiba dari Inggris terkena virus corona. Keduanya diberi izin untuk meninggalkan karantina lebih awal dengan alasan kasihan.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan orang yang terinfeksi seharusnya tidak diizinkan pergi. "Ini merupakan kegagalan sistem yang tidak dapat diterima," katanya.
Ardern mengatakan telah menunjuk Asisten Kepala Pertahanan, Digby Webb, untuk mengawasi semua tempat karantina dan mengelola fasilitas isolasi. Tugas ini termasuk proses keluarnya orang dari fasilitas karantina.
Perdana Menteri menyatakan Webb dapat mencari akses ke logistik militer, keahlian operasionalnya dan, jika perlu, personel untuk menjalankan fasilitas karantina. Audit akan dilakukan untuk memastikan semua proses yang ada diikuti dan setiap perubahan yang diperlukan dapat dilakukan untuk lebih memperkuat fasilitas perbatasan.
"Saya tidak bisa membiarkan keuntungan yang kita semua buat terbuang sia-sia oleh proses yang tidak diikuti," kata Ardern pada konferensi pers di parlemen.
Kedua wanita yang tiba dari Inggris pada tanggal 7 Juni menjalani karantina wajib setelah mendarat di Selandia Baru. Namun, mereka diberi izin khusus untuk meninggalkan fasilitas lebih awal untuk melihat orang tua yang sedang sekarat, meskipun satu memiliki gejala yang dikaitkan sudah ada sebelumnya.
"Kami membutuhkan bukan hanya satu tapi dua tes yang harus dilakukan di fasilitas tersebut. ..tidak, dan tidak ada alasan," ujar Ardern.
Sebelum munculnya kasus baru, Selandia Baru telah mengumumkan pencapaian sebagai salah satu negara pertama di dunia yang menghilangkan Covid-19. Negara ini dapat kembali ke normalitas pra-pandemi dengan mengangkat semua pembatasan sosial dan ekonomi kecuali pengawasan perbatasan.