REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pejabat kesehatan pemerintah Pakistan mengatakan negaranya akan mempertimbangkan menggunakan obat yang ditemukan peneliti Inggris. Hal ini disampaikan saat jumlah kasus kematian harian Covid-19 di Pakistan menyentuh angka tertinggi.
Penasihat perdana menteri Pakistan dalam isu kesehatan Zafar Mirza melaporkan ada sebanyak 136 pasien Covid-19 yang meninggal dunia pada Rabu (17/6). Demi menahan laju penyebaran Covid-19, pemerintah Pakistan sudah menutup titik-titik wabah paling parah di negeri itu. Sementara jumlah kasus infeksi bertambah 5.839 kasus, sehingga totalnya menjadi 154.760 kasus dan sebanyak 2.975 pasien diantara meninggal dunia.
Sebelumnya, peneliti di Inggris mengumumkan obat pertama yang terbukti menyelamatkan nyawa pasien Covid-19. Dexamethasone menawarkan harapan baru untuk kelangsungan hidup pasien Covid-19. Namun, obat tersebut tidak memberikan efek apapun bagi yang hanya mengalami gejala ringan.
Dexamethasone dinyatakan dapat mengurangi kematian hingga 35 persen pada pasien yang membutuhkan perawatan dengan mesin pernapasan dan 20 persen pada mereka yang hanya membutuhkan oksigen tambahan. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, obat itu merupakan terobosan terbesar dalam mengobati Covid-19. Pakar penyakit menular Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci menyebut itu menjadi peningkatan signifikan dalam pilihan perawatan pasien virus corona.
Inggris membuat deksametason tersedia untuk pasien di Layanan Kesehatan Nasional (NHS). Departemen Kesehatan Inggris mengatakan, obat itu telah disetujui untuk mengobati semua pasien Covid- 19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit segera. Inggris dikabarkan telah memiliki pasokan cukup untuk merawat 200 ribu pasien.