REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya terus melakukan tes swab massal kepada masyarakat. Tes massal terus dilakukan untuk mengantisipasi gelombang kedua Covid-19 di Kota Tasikmalaya
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, gencarnya tes massal, baik uji cepat (rapid test) maupun tes swab di sejumlah pusat keramaian, merupakan langkah untuk mengantisipasi gelombang kedua Covid-19. Sebab, ia tak ingin kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya kembali meningkat.
"Kalau terjadi (gelombang kedua), nanti ada karantina lagi, semua ditutup lagi, ekonomi anjlok lagi. Itu jangan sampai terjadi," kata dia, Rabu (17/6).
Menurut dia, sejak terjadi pandemi Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya telah mengeluarkan anggaran sekira Rp 66 miliar untuk penanganan. Dana itu digunakan untuk membeli ketersedian alat pelindung diri (APD) hingga jaring pengaman sosial untuk warga yang terdampak pandemi Covid-19.
Ia mengatakan, jika terjadi gelombang kedua Covid-19, Pemkot Tasikmalaya akan kesulitan melakukan penanganan lanjutan. Sebab, anggaran yang ada sangat terbatas
"Kalau tidak selesai, kita bingung mengatasinya bagaimana lagi," kata dia.
Karena itu, Budi meminta gotong royong dari semua pihak untuk tetap menerapkan protokol kesehatan selama vaksin Covid-19 belum ditemukan. Menurut dia, hal itu untuk kepentingan semua agar pandemi Covid-19 dapat cepat teratasi.
"Semua juga sudah lelah menghadapi pandemi ini," kata dia.
Tes swab massal di Kota Tasikmalaya ditargetkan dapat dilakukan untuk 1.000 warga. Target itu akan diselesaikan sebelum Juni berakhir.
"Dinas Kesehatan yang menentukan sampel tempatnya. Disesuaikan dengan zona berisiko. Insyaallah Juni sudah selesai," kata dia.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah melakukan tes swab massal di pusat perbelanjaan Yogya Tasikmalaya pada Rabu. Sebelumnya, tes swab massal juga dilaksanakan di pusat perbanjaan Asia Toserba pada Selasa (16/6). Hingga saat ini, tes swab yang dilakukan di Kota Tasikmalaya sudah menyasar kepada sekira 300 orang.