REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), terus melakukan tes massif pada masyarakat. Menurut Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad, tes masif yang dilakukan di Jabar melalui swab test dan rapid test.
Daud menjelaskan, berdasarkan standar who, tes swab harus 0,1 persen dari populasi. Jadi, kalau jumlah penduduk Jabar ada 50 juta, tes swabnya harus 50 ribu tes. "Sampai hari ini sudah 60.389 PCR tes swab. Walaupun melampaui target, tapi masih terus swab test agar peta bisa diketahui dengan detail," ujar Daud kepada wartawan di Gedung Sate, Rabu (17/6).
Daud mengatakan, untuk rapid test berdasarkan standar WHO harus sekitar 0,6 persen dari jumlah penduduk atau di Jabar sekitar 300 ribu rapid test. Saat ini, yang sudah rapid test ada 148.789. Jadi masih kurang sekitar 152 ribuan.
"Dan rapid test ini masih terus berlanjut. Agar peta, penyebarannya bisa lebih terdetailkan lagi dan dilokalisir gerakannya," katanya.
Menurut Daud, PDP yang sembuh di Jabar, sudah banyak yang pengawasannya lepas. Saat ini, jumlah PDP di Jabar sebanyak 1.240 dalam pengawasan dari empat ribu PDP.
"Secara nasional dibandingkan provinsi lain jumlah terpapar berbanding jumlah penduduk, Provinsi Jabar ada di urutan ketiga terbawah secara nasional. Jabar, masuk yang jumlah terpaparnya terbawah," katanya.
Padahal, kata dia, dengan jumlah penduduk yang banyak, mobilitas penduduknya pun cukup tinggi. "Kita bagus di bandingkan daerah lainnya, jumlah terpapar kecil. Karena, masyarakat sudah displin dalam melaksanakan 3M plus plus," katanya.