REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada kuartal pertama tahun ini mencatatkan kerugian hingga Rp 38,8 triliun. Kerugian ini ditengarai karena adanya pelemahan kurs rupiah.
"Perlu kami sampaikan akhir Maret 2020 terjadi pelemahan nilai tukar terhadap mata uang asing akibat sentimen negatif dan lain-lain," ujar Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, Rabu (17/6).
Baca Juga
Zul menjelaskan saat awal tahun nilai tukar rupiah sebesar Rp 16.367 per dolar AS. Maka berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) 10, Zulkifli mengatakan perusahaan berkewajiban mencatat selisih kurs.
"Itu adalah rugi accounting akibat selisih kurs," katanya.