Rabu 17 Jun 2020 18:06 WIB

Banyak Pasien Meninggal Covid-19 di Surabaya dengan Komorbid

Dari 328 pasien meninggal Covid-19 di Surabaya, 300 memiliki penyakit penyerta.

Warga mengikuti tes diagnostik cepat (Rapid Test) Covid-19 di terminal penumpang kapal Ro-Ro, Jamrud Selatan, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/6). (ilustrasi)
Foto: Didik Suhartono/ANTARA FOTO
Warga mengikuti tes diagnostik cepat (Rapid Test) Covid-19 di terminal penumpang kapal Ro-Ro, Jamrud Selatan, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/6). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya menyebut banyak pasien virus corona yang meninggal di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur itu disertai penyakit penyerta atau komorbid. Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, Dinas Kesehatan Surabaya mencatat data kumulatif hingga 15 Juni 2020 jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 meninggal dunia sebanyak 328 orang.

"Dari jumlah tersebut, sebanyak 300 orang meninggal disertai dengan komorbid dan 28 orang murni Covid-19," kata Febria, Rabu (17/6).

Baca Juga

Menurut dia, penyakit penyerta yang tertinggi itu diabetes mellitus (DM), hipertensi, komplikasi DM dan hipertensi serta penyakit jantung. Feny menjelaskan untuk DM tanpa komplikasi di Surabaya terdapat 57 kasus, DM dengan komplikasi ada 62 kasus. Kebanyakan mereka rata-rata telah memasuki usia lanjut.

"Sedangkan persentase pasien positif Covid-19 yang meninggal yakni laki-laki 52,13 persen dan perempuan 55 - 64 persen," ujarnya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya menyarankan agar mereka harus berhati-hati, DM-nya harus terkontrol, hipertensinya harus terkontrol.

"Kalau bisa mereka isolasi di rumah sendiri tidak keluar kalau tidak penting, apalagi yang usianya sudah lansia," kata Kepala Dinas Kesehatan Surabaya ini.

Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr Soewandhie Surabaya dr Mulyadi, SpPD mengatakan, pasien Covid-19 di Surabaya sebagian besar meninggal disertai dengan komorbid atau penyakit dalam. Komorbid yang tertinggi didominasi penyakit T2DM (Type 2 diabetes mellitus) kemudian hipertensi dan jantung.

"Jadi orang Covid-19 banyak meninggalnya karena pneumonia ARDS (acute respiratory distress syndrome). Nah, peningkatan jumlah pneumonia itu berbarengan dengan jumlah komorbid diabetes," ujarnya.

Ia menyebut data kumulatif hingga 9 Juni 2020 di RSUD dr Soewandhie Surabaya, persentase komorbid pada pasien Covid-19 yang dirawat ada sekitar 23 persen disertai dengan T2DM, 17 persen dengan hipertensi dan 8 persen penyakit jantung.

"Jadi orang yang meninggal ataupun yang sakit dengan Covid-19 itu kebanyakan dengan komorbid. Selain diabetes, ada darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung," katanya.

photo
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (ilustrasi) - (republika)

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement