Rabu 17 Jun 2020 20:34 WIB

Erick: Indonesia Harus Adaptif Agar Bertahan di Masa Pandemi

Salah satu bentuk adaptif yakni dengan melakukan kolaborasi antara pemerintah-swasta.

Menteri BUMN Erick Thohir meluncurkan program Pasar Digital (PaDi) UMKM secara virtual dari Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (15/6).
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir meluncurkan program Pasar Digital (PaDi) UMKM secara virtual dari Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (15/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa Indonesia harus adaptif agar dapat bertahan di masa krisis. Dengan begitu, lanjut dia, Indonesia tetap produktif dan dapat mengimplementasikan target-target yang bakal dicapai ke depannya.

"Survei terakhir mayoritas CEO besar dunia bilang 52 persen ekonomi akan kembali pada kuartal pertama 2022. Ini tentu secara korporasi dan kehidupan masyarakat secara umum berat, maka adaptif perlu dilakukan," ujar Menteri Erick dalam sambutan peresmian stasiun terpadu di Jakarta, Rabu (17/6).

Baca Juga

Ia mengatakan salah satu bentuk adaptif (mudah menyesuaikan dengan keadaan) yakni dengan melakukan kolaborasi antara pemerintah dengan swasta. "Alhamdulillah, Kementerian BUMN, Kemenhub, dan Pemrov DKI, dan swasta, bisa bekerja sama (membangun stasiun terpadu) jaga kestabilan kehidupan masyarakat baik secara ekonomi dan kehidupan sosial," ucapnya.

Di sisi lain Erick juga mengatakan masih berdasarkan survei, 75 persen menyatakan aktivitas masyarakat akan masuk ke dalam digital. "Lalu ada lagi survei, 75 persen suka tidak suka eranya akan digitalisasi. Yang menarik orang akan kembali bekerja seperti zaman dulu, itu 30 persen bilang tidak akan seperti zaman dulu dan tidak travel. Ada juga yang 30 persen akan stay home. Ini akan menjadi tantangan baru kita, bagaimana kita bisa produktif dan implementasi," paparnya.

Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memastikan pemerintah akan terus memantau berbagai perkembangan mulai dari sisi ekspor, impor, konsumsi masyarakat, hingga sentimen global dalam rangka menjaga ekonomi agar tetap tumbuh.

"Ini sedang kita coba untuk tangani dan mitigasi melalui policy bagaimana mengelola risiko yang downside sudah sangat dalam agar tidak menjadi memburuk atau bisa tertahan di zona positif," tegas Sri Mulyani (16/6).

Ia berharap upaya pemerintah dapat mulai memulihkan perekonomian pada kuartal III dan menghasilkan angka positif pada kuartal IV sehingga target pertumbuhan ekonomi tahun ini tetap tercapai. "Kita masih menggunakan minus 0,4 persen sampai 2,3 persen. Meski poin estimasi kita semakin mendekati level nol persen sampai 1 persen," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement