Rabu 17 Jun 2020 21:26 WIB

150 Driver Ojek Online di Rapid Test, Hasilnya 8 Reaktif

Rapid test digelar Dinkes Kota Solo untuk driver ojek dan taksi online

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rapid Test (Ilustrasi). Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo menggelar uji cepat atau rapid test terkait Covid-19 bagi pengemudi ojek online dan pangkalan, baik roda dua maupun roda empat, di Pendhapi Gede Balai Kota Solo pada Rabu (17/6). Rapid test menyasar 150 pengemudi. Hasilnya, delapan pengemudi dinyatakan memiliki antibodi reaktif.
Foto: AP Photo/John Minchillo
Rapid Test (Ilustrasi). Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo menggelar uji cepat atau rapid test terkait Covid-19 bagi pengemudi ojek online dan pangkalan, baik roda dua maupun roda empat, di Pendhapi Gede Balai Kota Solo pada Rabu (17/6). Rapid test menyasar 150 pengemudi. Hasilnya, delapan pengemudi dinyatakan memiliki antibodi reaktif.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo menggelar uji cepat atau rapid test terkait Covid-19 bagi pengemudi ojek online dan pangkalan, baik roda dua maupun roda empat, di Pendhapi Gede Balai Kota Solo pada Rabu (17/6). Rapid test menyasar 150 pengemudi. Hasilnya, delapan pengemudi dinyatakan memiliki antibodi reaktif.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, delapan pengemudi tersebut sudah diminta menjalani karantina mandiri. Pemkot akan melakukan pengambilan swab spesimen secara polymerase chain reaction (PCR) pada Kamis (18/6). Hasil uji swab diperkirakan keluar akhir pekan ini.

"Mereka ini kelompok berisiko. Pekerjaannya di lapangan, sering mengantar orang. Orang yang diantar itu seperti apa, karena kan sekarang banyak orang tanpa gejala (OTG)," terang Siti kepada wartawan.

Meskipun sudah menerapkan protokol kesehatan, lanjutnya, semua orang tetap memiliki risiko terpapar Covid-19."Saya bekerja sama dengan manajemen, jadi tersistem, terwakili. Jadi tidak hanya yang online tapi yang manual juga kami ambil sampel. Kami kerja sama dengan Dishub untuk kehadiran mereka dan melibatkan manajemen," paparnya.

Seorang peserta rapid test, Fuadi, menyatakan baru pertama kali mengikuti rapid test. Pengemudi ojek online tersebut mengaku, selama bekerja tetap menerapkan protokol kesehatan. "Ikut rapid test ini supaya bisa mendeteksi," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement