Rabu 17 Jun 2020 23:19 WIB

Mentan Ajak Petani Milenial Manfaatkan KUR

Kementan siapkan KUR bunga rendah yang bisa dimanfaatkan petani milenial

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo  meminta agar para petani muda atau milenial dapat melakukan pendekatan baru untuk mengembangkan pertanian modern, termasuk dengan memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Foto: dok. Humas Kementan
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meminta agar para petani muda atau milenial dapat melakukan pendekatan baru untuk mengembangkan pertanian modern, termasuk dengan memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta agar para petani muda atau milenial dapat melakukan pendekatan baru untuk mengembangkan pertanian modern, termasuk dengan memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dalam webinar Milenial Agriculture Forum (MAF) III yang berlangsung melalui telekonferensi, Menteri Syahrul mengatakan bahwa saat ini sektor pertanian sedang memasuki era baru yang memiliki pendekatan berbasis online dan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Oleh karena itu, langkah intervensi pertanian baru harus dilakukan agar Indonesia benar-benar maju, mandiri, dan berdaulat.

"Di era sekarang startup dan robot construction sudah menjadi bagian dari pertanian. Dengan begitu digital system menjadi pendekatan baru di sektor pertanian masa depan," kata Mentan di Jakarta, Rabu (17/6).

Oleh karena itu Kementan pun telah mempersiapkan KUR yang memiliki bunga rendah, yakni hanya 6 persen untuk bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para petani milenial.

Mentan menilai anak muda mampu menjadi petani sukses dengan memanfaatkan fasilitas dan bantuan yang ada. Dengan begitu, petani akan terus termotivasi untuk melakukan sebuah ide baru dan inovasi kreatif.

"Kemampuan riset dan teknologi yang kita miliki, pasti pertanian modern bisa dilakukan dengan baik," kata Mentan.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDM) Dedi Nursyamsi menekankan pentingnya regenerasi petani untuk keberlanjutan pertanian yang lebih baik.

Dedi menyebutkan jumlah petani di Indonesia saat ini mencapai 33 juta orang, namun hanya 27 persen petani muda di antaranya yang terjun ke lapangan.

"Ini menjadi perhatian kita karena bisa saja 10 tahun mendatang kita bisa terjadi krisis petani," kata Dedi.

Kementan pun sudah menargetkan pencetakan 2,5 juta petani milenial selama 5 tahun ke depan untuk merealisasikan program jangka panjang pemerintah. Terkait hal ini, Kementan sudah melakukan kerja sama dengan berbagai kementerian/lembaga, serta perguruan tinggi.

Sementara itu Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengungkapkan bahwa sektor pendidikan berkelanjutan tetap akan mempunyai peran untuk bisa mempercepat proses transformasi entrepreneurship yang menghasilkan produk-produk petani milenial.

Ia berharap anak muda bisa hadir di desa-desa sebagai pelaku usaha baru. Tentunya hal ini juga mendorong regenerasi petani ke arah yang lebih baik lagi.

"Kita harus segera mempersiapkan regenerasi dengan sangat baik, karena kalau tidak kita akan kurang siap berkompetisi di masa depan," kata Arif.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement