Kamis 18 Jun 2020 06:00 WIB

Wisata Badui Masih Ditutup Antisipasip Penyebaran Covid-19

Warga Badui juga tidak boleh pergi ke luar daerah.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Suasana pagi Urang Kanekes atau Suku Badui di Pagi hari di Desa Kanekes, Lebak, Banten.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Suasana pagi Urang Kanekes atau Suku Badui di Pagi hari di Desa Kanekes, Lebak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kawasan destinasi wisata Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, masih ditutup untuk pencegahan penyebaran Covid-19, meskipun tatanan kehidupan baru dimulai. "Kami harus berkoordinasi dengan tugas gugus setempat untuk membuka kawasan wisata Badui itu," kata Kepala Seksi Destinasi Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Usep Suparno di Lebak, Rabu (17/6).

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak belum bisa memastikan kapan kawasan destinasi wisata adat Badui dibuka kembali, terlebih kasus pasien Covid-19 di daerah ini melonjak.

Selama ini kawasan Badui dilarang dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Bahkan di pintu gerbang dilakukan penjagaan oleh petugas untuk mencegah penyebaran Covid-19. Selain itu juga warga Badui pun tidak boleh pergi ke luar daerah, kecuali mereka ada keperluan penting.

Pembukaan kawasan destinasi wisata Badui itu tentu harus memenuhi syarat di antaranya kesiapan menghadapi era normal baru dan perkembangan penyebaran Covid-19, serta rekomendasi Tim Gugus Tugas Kabupaten Lebak.

Selain itu destinasi wisata harus mematuhi Surat Edaran Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Nomor 556/194/Dispar/2020 tentang imbauan bagi para pengelola destinasi wisata dan tempat hiburan agar menerapkan protokol kesehatan, seperti menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, alat pengukur suhu tubuh, dan berkoordinasi dengan petugas medis setempat.

"Kami saat ini tengah menyusun pembukaan wisata Badui dan wisata lainnya di Lebak dengan menerapkan standar protokol kesehatan," katanya.

Sementara Tetua Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija, mengatakan, penutupan kawasan wisata di daerahnya untuk mencegah penyebaran virus corona agar tidak sampai masuk ke permukiman masyarakat Badui. Sebelum mengambil keputusan, kata dia, tetua lembaga adat Baduy menyelenggarakan musyawarah untuk menyepakati penutupan sementara dari kunjungan wisatawan.

Selain itu, menurut Jaro, warga Badui juga tidak boleh pergi ke luar daerah, terkecuali mereka ada keperluan penting yang diperbolehkan dengan mendapatan izin. "Kami belum berani membuka kawasan wisata Badui dan menunggu kepastian pemerintah setempat," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement