REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING -- Beijing-Cina kembali menutup sekolah-sekolah yang sempat dibuka pasca meredanya Covid-19. Namun pada Rabu (17/6), semua sekolah dinyatakan kembali ditutup ketika terkonfirmasi terdapat 31 kasus baru virus corona di kota tersebut.
Dilansir dari Saudi Gazette pada Kamis (18/6), otoritas Beijing berupaya menghentikan wabah tersebut salah satunya dengan segera menutup sekolah-sekolah. Mereka menduga, wabah virus kembali muncul bermula dari pasar makanan grosir.
Kasus-kasus baru ini dianggap semakin meningkatkan kekhawatiran masyarakat akan adanya gelombang kedua Covid-19. Karena itu, otoritas kota pada Selasa (16/6) juga mengumumkan larangan bepergian bagi penduduk kota, baik yang berisiko sedang atau tinggi di kota itu. Selain itu, penduduk juga diharuskan untuk melakukan tes PCR sebelum meninggalkan Beijing.
"Situasi epidemi di Beijing sangat parah," kata juru bicara kota Beijing Xu Hejian pada konferensi pers Selasa (16/6).
Karena itu, sekolah-sekolah akan kembali melakukan kegiatan belajar secara online. Dugaan awal wabah virus kembali muncul dari pasar makanan grosir di Xibfadi. Saat ini, hampir 30 kompleks perumahan di kota telah dikunci dan puluhan ribu orang di kota itu yang terkait dengan kluster virus dari pasar tengah melakukan tes.
Dalam enam hari terakhir, Beijing melaporkan ada 137 orang terinfeksi. Enam kasus di antaranya, positif tanpa gejala.
Tiga kasus baru terkonfirmasi pada Rabu (17/6), dua kasus muncul dari Provinsi tetangga Hebei dan satu lagi di Zhejiang. Serta kasus impor ditemukan sebanyak 11 kasus.
Pejabat kota mendesak warga untuk tidak meninggalkan kota mereka. Beberapa Provinsi di Cina juga telah mengkarantina orang-orang yang datang dari Beijing. Hal tersebut dilakukan setelah lebih dari 130 kasus baru dikonfirmasi di Beijing.