Kamis 18 Jun 2020 10:41 WIB

50 Persen Data Covid-19 Jatim dan Surabaya tidak Sinkron

Data pasien Covid-19 Pemprov Jatim sering tidak sinkron dengan data Pemkot Surabaya

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita (kedua kanan)
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita (kedua kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mempertanyakan data pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dari Gugus Tugas Provinsi Jatim yang sering meleset yang sering tidak sinkron dengan data Gugus Tugas Surabaya. Bahkan, kata dia, tingkat ketidaksinkronan data tersebut berada di atas 50 persen.

Febria mencontohkan beberapa waktu lalu, pihaknya mendapat data dari Gugus Tugas Provinsi Jatim ada warga terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayah Sidosermo Surabaya. Namun, setelah dicek petugas Puskesmas di lapangan, ternyata sudah tiga bulan orang tersebut tak tinggal di alamat itu dan tinggal di luar Kota Surabaya.

“Akhirnya kita protes dan dikembalikan ke daerahnya dan itu terjadi banyak. Akhirnya setelah kita argument ya diterima. Sehingga provinsi mengakui yang data kita akhirnya,” ujar Febria di Surabaya, Kamis (18/6).

Febria menegaskan, sebelum menyampaikan perkembangan kasus Covid-19 di Surabaya ke publik, pihaknya melakukan verifikasi di lapangan untuk memastikan validitad dan faktualitas data dari Gugus Tugas Covud-19 Jatim. Verifikasi dilakukan petugas Puskesmas setempat. Bahkan, kata dia, petugas Puskesmas juga melakukan pengecekan di rumah sakit rujukan maupun non rujukan di Surabaya.

“Jadi kita tidak mengakui data itu sebelum Puskesmas ok. Kita harus cek verifikasi ke lapangan. Selain ke tempat, Puskesmas juga cek ke rumah sakit-rumah sakit,” ujar Febria.

Febria berharap, Gugus Tugas Provinsi Jatim sebelum menyampaikan perkembangan data pasien terkonfirmasi positof Covid-19, untuk melakukan verifikasi untuk memastikan validitas data tersebut. Sehingga hal itu tidak menjadi persepsi publik bahwa data yang dimiliki Gugus Tugas Provinsi Jatim dan Surabaya tidak sinkron.

“Data konfirmasi dari pusat itu turun ke provinsi, kemudian provinsi turun ke kota. Nah, kalau data itu tidak sesuai, ya harusnya provinsi mengubah data tersebut sesuai dengan yang kita lakukan tracing. Harusnya mengumumkan data itu setelah diverifikasi,” kata Febria.

Meski data pasien terkonfirmasi positif Covid-19 Gugus Tugas Provinsi Jatim dan Surabaya sering tidak sinkron, Febria menyatakan, pihaknya akan terus bekerja keras untuk menangani dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dia juga mengaku akan memassifkan tracing serta tes massal, baik rapid test maupun swab.

Langkah ini dilakukan untuk memastikan apakah ada penambahan kasus terkonfirmasi atau tidak. “Belum tentu yang sedikit (confirm) itu di luar tidak ada kasus. Tapi kalau memang tidak melakukan pemeriksaan bagaimana bisa tahu,” kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement