REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Palestina telah mengajukan permintaan pinjaman dana sebesar 100 juta dolar AS kepada Liga Arab. Hal itu dilakukan karena krisis keuangan yang mereka alami akibat gangguan penerimaan pajak dari Israel.
“Kami mengajukan permintaan kepada Dewan Keuangan Arab bahwa pembayaran dilakukan segera setelah pendapatan pajak Palestina dipulihkan dari Israel, namun Palestina belum menerima tanggapan,” kata perwakilan tetap Palestina untuk Liga Arab Diab al-Louh kepada radio Voice of Palestine pada Rabu (17/6), dikutip laman Anadolu Agency.
Menurut al-Louh, pengajuan permintaan pinjaman dana itu dilakukan setelah negara-negara Arab tak merespons keputusan sesi Liga Arab berturut-turut mengenai penyediaan jaring pengaman Arab dengan nilai 100 juta dolar AS per bulan. “Negara-negara Arab memikul tanggung jawab nasional untuk mendukung ketegaran rakyat Palestina dalam menghadapi rencana Israel dan Amerika,” ucapnya.
Dia berharap negara-negara Arab akan memulai secepat mungkin dukungan keuangan yang dibutuhkan Palestina. Dalam pertemuan puncak di Sirte, Libya yang digelar pada 2010, para pemimpin Arab sepakat memberikan jaring pengaman sebesar 100 juta dolar AS per bulan. Hal itu dilakukan jika Israel menyita pendapatan dari pajak Palestina.
Seruan untuk mengaktifkan jaring pengaman itu diperbarui pada setiap pertemuan menteri luar negeri atau menteri keuangan negara anggota Liga Arab. Namun komitmen hanya terbatas pada beberapa negara.
Saat ini Palestina tengah menghadapi krisis keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu disebabkan kegagalan Israel untuk mentransfer pendapatan pajak yang dikumpulkannya atas nama Otoritas Palestina.